PM Ethiopia Klaim Pasukan Pemerintah Telah Kendalikan Ibu Kota Kekuasaan Tigray
Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia (ENDF) telah mengendalikan Mekelle, ibukota wilayah kekuasaan Tigray, menurut cuitan PM Abiy Ahmed.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia (ENDF) telah mengendalikan Mekelle, ibukota wilayah kekuasaan Tigray, menurut cuitan PM Abiy Ahmed.
Mekelle sempat dibombardir secara sengit pada Sabtu (28/11/2020) pagi, sumber kemanusiaan di lapangan dan saksi mata yang melarikan diri dari kota itu mengatakan kepada CNN.
Polisi federal akan terus bekerja untuk menangkap anggota Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
Ribuan perwira Komando Utara yang ditahan oleh TPLF kini telah dibebaskan, menurut Abiy.
Bandara, institusi publik, kantor administrasi regional dan fasilitas penting lainnya kini berada di bawah kendali ENDF.
Baca juga: Konflik Ethiopia: Pemberontak Tigray Diduga Hancurkan Bandara, Diberi 72 Jam untuk Menyerahkan Diri
Baca juga: Konflik Ethiopia: Apa yang Dipertengkarkan dan Mengapa?
Perdana menteri berterima kasih kepada rakyat Tigray atas kooperasinya.
Ia menekankan bahwa tugas penting berikutnya adalah membangun kembali apa yang telah dihancurkan.
Pertempuran sengit meletus di Mekelle pada hari Sabtu, kata saksi mata, dua hari setelah Abiy memperingatkan negara itu telah memasuki "fase terakhir" dari operasi militer "penegakan hukum" di wilayah berkonflik Tigray setelah tenggat waktu 72 jam untuk menyerah berakhir.
Debretsion Gebremichael, pemimpin TPLF, mengatakan kepada Reuters melalui pesan teks pada hari Sabtu bahwa Mekelle berada di bawah "pemboman berat."
Koridor kemanusiaan akan dibuka di kedua arah, menurut pernyataan dari gugus tugas darurat negara bagian pemerintah federal.
Ada laporan kekejaman yang dilakukan oleh pasukan federal sejak Abiy memerintahkan serangan udara dan serangan darat terhadap penguasa Tigray karena menentang otoritasnya.
Para pemimpin Tigrayan menuduh pasukan federal membunuh warga sipil tak berdosa sambil menargetkan gereja dan rumah.
Dalam sebuah tweet pada hari Sabtu, Billene Seyoum, juru bicara Abiy, mengatakan "narasi korban / pahlawan" yang digambarkan TPLF merupakan penyangkalan keadilan yang berat bagi jutaan orang Ethiopia.
Namun, padamnya komunikasi di wilayah tersebut telah membuat pelaporan tentang klaim dari kedua belah pihak menjadi sulit.