Maradona Meninggal, Ada Dugaan Pembunuhan Akibat Kelalaian Medis, Dokter Merasa Jadi Kambing Hitam
Kematian Diego Maradona berbuntut panjang. Polisi melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. Ada dugaan pembunuhan karena kelalaian medis.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Kematian Diego Maradona berbuntut panjang. Polisi melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. Ada dugaan pembunuhan karena kelalaian medis.
Leopoldo Luque, dokter yang menangani Diego Maradona, sambil menangis menyatakan, dirinya dijadikan kambing hitam atas kematian legenda sepak bola pekan lalu.
"Mereka mencoba mencari kambing hitam," kata Leopoldo Luque dalam konferensi pers setelah rumahnya di Argentina digeberek penegak hukum, Sabtu (28/11/2020).
Rumah Luque digeledah setelah dia dijerat dengan tuduhan melakukan pembunuhan secara tidak sengaja karena kelalaian medis.
Baca juga: Polisi Argentina Selidiki Kematian Diego Maradona, Kantor Dokter yang Menanganinya Digeledah
Dokter berusia 39 tahun itu bersikeras, dirinya tak melakukan kesalahan saat merawat Maradona yang meninggal pada Rabu pekan lalu (25/11/2020).
Diego Maradona wafat di usia 60 tahun, delapan hari setelah dia menjalani operasi untuk mengobati pembekuan darah di otak.
Dikutip AFP, Luque yang terisak mengatakan dia bertanggung jawab karena merawat dan berusah meningkatkan daya hidunpnya di saat terakhr.
Luque menuturkan bahwa dia melakukan pekerjaan yang "berat, bahkan hampir mustahil", saat menyembuhkan pahlawan Argentina di Piala Dunia 1986 itu.
Baca juga: Napoli Vs Roma - Freekick ala Maradona dari Sang Kapten, Partenopei Hempaskan Serigala Ibukota 4-0
Dia menganggap dirinya merupakan teman Maradona, dan menganggap sang legenda lapangan hijau adalah sosok ayah, bukan semata-mata pasien.
"Saya sangat yakin bahwa apa yang saya lakukan sudah merupakan yang terbaik untuk Diego," kata Luque dilansir New York Post Senin (30/11/2020).
Sebelum Meninggal Berdasarkan pemberitaan AS TV, si dokter menjelaskan Maradona sudah dibuatkan skema guna meredam konsumsi alkohol dan menyeleksi obat yang dikonsumsi.
"Dia seharusnya sudah pergi ke pusat rehabilitasi. Namun, dia tak menginginkannya," jelas Luque yang mengaku diusir beberapa kali saat membujuk si legenda.
Dokter itu melanjutkan, dalam pandangannya Maradona membutuhkan bantuan karena mengalami kecanduan terhadap alkohol dan narkoba.
Dia menyebut mantan pemain Napoli dan Barcelona itu adalah sosok yang tak bisa ditangani, dan sekali lagi mengaku bangga dengan pencapaiannya.
"Saya sangat bangga dengan segala yang saya lakukan. Saya tak perlu menyembunyikan apa pun. Saya adalah sampah keadilan," kata dia.
Berdasarkan otopsi, Diego Maradona diketahui meninggal saat tidur karena mengalami edema paru-paru akut dan gagal jantung kronis.
Kantor jaksa penuntut Argentina menyatakan meski penyelidikan terus dilangsungkan, saat ini mereka masih belum menangkap siapa pun.
"Kami sudah harus memulai analisis material yang kami ambil dari kantor dan rumah Luque," jelas jaksa penuntut tanpa memberikan detil.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Maradona Meninggal, Dokternya Mengaku Dijadikan Kambing Hitam