Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Joshua Wong, Aktivis Politik Hong Kong, Dipenjara 13 Bulan karena Aksi Protes

Aktivis politik Hong Kong, Joshua Wong dipenjara 13 Bulan karena aksi protes pada Juni 2019, ini profilnya.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
zoom-in Profil Joshua Wong, Aktivis Politik Hong Kong, Dipenjara 13 Bulan karena Aksi Protes
IG joshua1013
Aktivis Hong Kong, Joshua Wong dipenjara 13 bulan karena aksi protes pada Juni 2019, ini profilnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Aktivis berprofil tinggi Hong Kong, Joshua Wong dipenjara lebih dari 13 bulan karena aksi protes pada Juni 2019.

Unjuk rasa tersebut dilakukan di luar markas polisi.

Rekan akvitis Joshua Wong yang turut dalam aksi tersebut, Agnes Chow (23) dan Ivan Lam (26) dijatuhi hukuman masing-masing 10 bulan dan tujuh bulan.

Untuk diketahui, Joshua Wong dan dua rekannya adalah anggota terkenal dari gerakan protes di Hong Kong.

Baca juga: Aktivis Hong Kong Joshua Wong Dipenjara 13 Tahun karena Aksi Protes

Baca juga: UU Keamanan Nasional Diberlakukan di Hongkong, Indonesia Pantau 170 Ribu WNI

Pengadilan memutuskan, aktivis Hong Kong berprofil tinggi Joshua Wong, dipenjara 13 tahun lebih setengah bulan karena aksi protes di luar markas polisi pada Juni tahun lalu.
Aktivis berprofil tinggi Hong Kong, Joshua Wong dipenjara lebih dari 13 tahun karena aksi protes pada Juni 2019, ini profilnya. (IG joshua1013)

Dilansir dari thefamouspeople, berikut ini Tribunnews rangkum profil dari Joshua Wong:

Pria kelahiran 13 Oktober 1996 ini memiliki nama lengkap Joshua Wong Chi-fung, lebih dikenal sebagai Joshua Wong.

Joshua Wong adalah mahasiswa sekaligus aktivis politik Hong Kong.

Berita Rekomendasi

Dia juga satu di antara pendiri dan Sekretaris Jenderal partai pro-demokrasi Demosistō.

Joshua Wong mendapat kritik di media sosial atas keputusannya membentuk partai politik.

Sebelumnya, Joshua Wong merupakan penggagas dan pendiri kelompok aktivis mahasiswa Hong Kong Scholarism.

Joshua Wong dibesarkan dalam keluarga Kristen Protestan, dalam tradiris Lutheran.

Dia menghadiri United Christian College (Kowloon East). di mana Joshua Wong menjadi bagian dari beberapa kelompok gereja.

Ini membantu Joshua Wong mengumpulkan keterampilan berorganisasi dan berbicara.

Joshua Wong pertama kali menarik perhatian media internasional selama protes Hong Kong 2014 dan merupakan tokoh terkemuka dalam Umbrella Movement (Gerakan Payung).

Dia kemudian terdaftar dalam Most Influential Teens of 2014 majalah TIME dan dinominasikan untuk penghargaan Person of the Year 2014.

Selanjutnya, Joshua Wong menerima pujian sebagai satu di antara "pemimpin terbesar dunia" oleh majalah Fortune pada 2015.

Tiga tahun berikutnya, Joshua Wong menerima nominasi untuk Hadiah Noble Perdamaian.

Sejak awal protes Hong Kong, Joshua Wong telah dihukum dan dipenjara beberapa kali bersama rekannya aktivis.

Pada Agustus 2019, Joshua Wong kembali masuk jeruji besi.

Baca juga: UU Keamanan Nasional Buatan China Makan Korban, Taipan Media Hong Kong Ditangkap Dianggap Kritis

Masa Kecil dan Kehidupan Awal Joshua Wong

Sebagian besar kesadaran sosial Joshua berasal dari ayahnya (Roger Wong).

Joshua Wong adalah seorang siswa di United Christian College (Kowloon East), yang merupakan sekolah menengah Kristen swasta di Kowloon.

Selama periode ini, dia tergabung dengan beberapa kelompok gereja, yang membantunya mengembangkan keterampilan organisasi dan pidatonya.

Baca juga: Beijing akan Berlakukan UU Keamanan Hong Kong Tanpa Penundaan

Aktivis dan Protes Hong Kong

Pada 2010, Joshua Wong terlibat dalam protes anti-rel kecepatan tinggi.

Ini adalah aktivitas politik besar pertama yang dia ikuti.

Joshua Wong mendirikan Scholarism pada 29 Mei 2011, dengan teman sekolahnya Ivan Lam Long-yin.

Joshua Wong dan Ivan Lim memulainya dengan melakukan aksi protes sederhana, termasuk pembagian selebaran menentang pendidikan moral dan nasional (MNE) yang baru dicanangkan pemerintah.

Pada 2012, Joshua Wong dan Ivan Lim mengorganisir demonstrasi politik dengan lebih dari 100.000 warga yang hadir.

Pada Juni 2014, Scholarism merilis draf rencana reformasi sistem pemilu Hong Kong, yang menganjurkan hak pilih universal, di bawah prinsip "Satu Negara, Dua Sistem".

Joshua Wong dan Ivan Lim juga secara aktif mendorong masuknya nominasi sipil dalam Pemilihan Kepala Eksekutif Hong Kong 2017.

Dalam pesan pro-demokrasi ke Beijing, Joshua Wong memimpin boikot kelas di antara mahasiswa di Hong Kong.

Joshua Wong kembali menjabat sebagai salah satu pemimpin dalam protes pro-demokrasi besar-besaran, di mana ratusan siswa berkampanye di Civic Square di depan Kompleks Pemerintah Pusat.

Demonstran tersebut menentang keputusan Beijing tentang reformasi elektoral Hong Kong 2014.

Joshua Wong bersama 77 aktivis lainnya ditangkap.

Sepanjang protes, Joshua Wong telah melawan propaganda Beijing yang mencapnya sebagai antek AS.

Menurut Joshua Wong, namanya telah dimasukkan ke dalam Kertas Biru tentang Keamanan Nasional China daratan, sebagai ancaman internal.

Sebagai tanggapan, dia mengutip kalimat berikut dari 'V for Vendetta': "Orang tidak boleh takut pada pemerintahnya, pemerintah harus takut pada rakyatnya."

Pada 27 November 2014, otoritas Hong Kong mendakwa Joshua Wong karena mencegah juru sita membersihkan salah satu dari tiga wilayah protes Hong Kong.

Tuduhan tersebut diklaim pengacara Joshua Wong bermotif politik.

Menurut Joshua Wong, dia dipukuli dan dipermalukan oleh polisi saat ditahan.

Pada 28 Juni 2015, Joshua Wong dan pacarnya diserang oleh pria tak dikenal di Mong Kok.

Keduanya harus dirawat di rumah sakit.

Saat ada penyelidikan terkait penyerangan tersebut, tidak ada yang ditangkap.

Pada April 2016, Joshua Wong dan aktivis Scholarism lainnya mendirikan partai politik baru, Demosistō.

Mereka meminta referendum dilakukan untuk memutuskan nasib politik Hong Kong setelah 2047, ketika prinsip Satu Negara, Dua Sistem akan berakhir.

Joshua Wong bahkan memiliki rencana untuk ikut serta dalam pemilihan Dewan Legislatif 2016.

Tetapi tidak bisa melanjutkannya, karena usia minimum menurut undang-undang untuk pencalonan di Hong Kong adalah 21 dan dia berusia 19 pada saat itu.

Baca juga: China Terbitkan UU Keamanan Nasional Baru, TikTok Pilih Hengkang dari Hong Kong: Hanya Pasar Kecil

Hukuman dan Penjara

Pada Agustus 2017, Joshua Wong, bersama dengan dua aktivis pro-demokrasi lainnya, dijatuhi hukuman penjara, karena keterlibatannya dalam pendudukan Civic Square pada awal protes Occupy Central 2014.

Pada Januari 2018, Joshua Wong dijatuhi hukuman penjara sekali lagi, karena tidak mematuhi perintah pengadilan untuk mengosongkan situs protes Mong Kok selama protes Mong Kong pada 2014.

Dalam karir politiknya yang relatif singkat, Joshua Wong telah divonis dan dipenjara beberapa kali.

Pada 29 Agustus 2019, Joshua Wong ditangkap tepat sebelum rencana demonstrasi yang belum disetujui oleh pemerintah kota.

Baca juga: Aktivis Hong Kong Joshua Wong Dipenjara 13 Tahun karena Aksi Protes

Nominasi Penghargaan Noble Perdamaian

Joshua Wong dan aktivis lain dalam Umbrella Moevement dinominasikan untuk Penghargaan Noble Perdamaian 2018 oleh kelompok bipartisan anggota parlemen AS.

Joshua Wong dan Umbrella Movement dinominasikan untuk penghargaan tersebut atas "upaya damai mereka untuk membawa reformasi politik dan melindungi otonomi dan kebebasan yang dijamin Hong Kong dalam Deklarasi Bersama Sino-Inggris" .

Baca juga: 53 Negara Anggota Dewan HAM PBB Setuju UU Keamanan Nasional Hong Kong

Trivia

Pada 2017, sebuah film dokumenter tentang Joshua Wong, 'Joshua: Teenager vs Superpower', dirilis.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas