Pangeran Saudi Kritik Pedas Israel atas Palestina: Mereka Hancurkan Rumah & Bunuh yang Diinginkan
Pangeran Arab Saudi, Turki bin Faisal Al Saud melontarkan kritik tajam pada Israel pada KTT Bahrain.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pangeran Arab Saudi, Turki bin Faisal Al Saud melontarkan kritik tajam pada Israel di KTT Bahrain.
Di acara itu hadir pula Menteri Luar Negeri Israel secara daring.
Kritik pedas ini menunjukkan tantangan normalisasi negara Arab dengan Israel tanpa adanya Palestina yang merdeka.
Ucapan berapi-api yang dilontarkan Pangeran Turki bin Faisal di Manama Dialogue, tampaknya membuat Menlu Israel lengah.
Baca juga: Pangeran Saudi Desak Joe Biden Tak Gabung Lagi dengan Kesepakatan Iran
Baca juga: Arab Saudi-Qatar Segera Berdamai, Jared Kushner Tinggalkan Doha
Sebab sebelumnya, dia mendapat sambutan hangat dari pejabat Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) terkait normalisasi hubungan keduanya.
Sayangnya kesepakatan normalisasi hubungan itu tidak melibatkan konflik Israel-Palestina yang telah berjalan puluhan tahun.
Orang Palestina memandang pakta itu sebagai tikaman di belakang dari sesama orang Arab dan pengkhianatan atas perjuangan mereka.
Pangeran Turki bin Faisal membuka pidatonya dengan membandingkan apa yang dia gambarkan sebagai persepsi Israel sebagai 'penegak prinsip moral yang tinggi yang cinta damai'.
Dibandingkan dengan realitanya, yakni Palestina yang hidup di bawah kekuatan 'penjajahan Barat'.
"(Israel) telah memenjarakan (orang-orang Palestina) di kamp-kamp konsentrasi di bawah tuduhan keamanan yang paling tipis, tua dan muda, wanita dan pria, yang membusuk di sana tanpa meminta keadilan," kata Pangeran Turki, dikutip dari Al Jazeera.
"Mereka menghancurkan rumah sesuka mereka dan mereka membunuh siapa pun yang mereka inginkan."
Pangeran juga mengkritik persenjataan senjata nuklir Israel yang tidak dideklarasikan.
"(Pemerintah Israel) melepaskan antek politik mereka dan outlet media mereka dari negara lain untuk merendahkan dan menjelekkan Arab Saudi."
Baca juga: Warga Palestina Bentrok dengan Tentara Israel, Seorang Remaja Tewas
Baca juga: Sudah Didemo 6 Bulan, PM Israel Benjamin Netanyahu Belum Mundur dari Posisinya
Secara gamblang, Pangeran Turki menuduh Israel menggambarkan dirinya sendiri sebagai "negara kecil yang terancam eksistensial, dikelilingi oleh pembunuh haus darah yang ingin membasmi keberadaannya."