Pangeran Saudi Kritik Pedas Israel atas Palestina: Mereka Hancurkan Rumah & Bunuh yang Diinginkan
Pangeran Arab Saudi, Turki bin Faisal Al Saud melontarkan kritik tajam pada Israel pada KTT Bahrain.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
"Namun mereka mengaku ingin berteman dengan Arab Saudi," katanya.
Pangeran menegaskan kembali posisi Kerajaan Saudi bahwa perdamaian semua negara Arab dengan Israel, bisa terjadi jika Palestina mendapatkan kedaulatan dari wilayahnya yang direbut Israel pada 1967.
"Saya ingin mengungkapkan penyesalan saya atas komentar perwakilan Saudi. Saya tidak percaya bahwa mereka mencerminkan semangat dan perubahan yang terjadi di Timur Tengah," kata Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi, setelah Pangeran Turki selesai berpidato.
Konfrontasi antara Pangeran Turki dan orang kepercayaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama KTT tersebut, menyoroti penentangan yang meluas terhadap Israel oleh banyak orang di Arab Saudi.
Walaupun beberapa pihak terus menggemakan perbaikan hubungan dengan Israel.
Ashkenazi menegaskan kembali posisi Israel dengan mengatakan Palestina yang harus disalahkan karena tidak mencapai kesepakatan damai.
"Kami memiliki pilihan di sini bersama Palestina apakah akan menyelesaikannya atau tidak, atau melakukan permainan menyalahkan ini," kata Ashkenazi.
Pangeran Turki memimpin intelijen Saudi selama lebih dari 20 tahun.
Dia juga pernah menjabat sebagai duta besar untuk Amerika Serikat dan Inggris.
Meskipun kini Pangeran tidak memegang posisi resmi, pendiriannya dipandang sangat mirip dengan Raja Salman.
Sayangnya, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman diam-diam nampak condong ke Israel untuk melawan Iran bersama dan meningkatkan investasi asing di Arab Saudi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)