POPULER INTERNASIONAL: Drone Hizbullah Tembus Israel | Virus Corona Telah Ada di AS Sebelum di Wuhan
Berikut berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari drone Hizbullah tembus ke Israel hingga virus corona telah ada di AS sebelum Wuhan.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Berikut berita populer internasional selama 24 jam terakhir.
Berita pertama datang dari drone kelompok Hizbullah Lebanon yang tembus ke Israel.
Selanjutnya, ada penuturan dari mantan agen dan pejabat Mossad tentang pembunuhan ilmuwan ternama Iran, Mohsen Fakhrizadeh.
Ada pula berita tentang pangkalan udara militer China yang dibangun di Laut Cina Selatan.
Terakhir, penelitian terbaru dari CDC menunjukkan virus corona telah ada di AS sebelum merebak di Wuhan.
Dirangkum Tribunnews.com, berikut daftar berita populer internasional:
1. Drone Hizbullah Tembus Israel
Pesawat nirawak kelompok Hizbullah Lebanon menembus garis pertahanan Israel di Galilea.
Pesawat drone dilengkapi kamera itu sukses mengabadikan komplek pusat komando militer Israel di tengah ladang pertanian Galilea dan Shebaa.
Rekaman video pendek drone Hizbullah di atas markas komando militer Israel itu ditayangkan stasiun televisi Al Manar, stasiun televisi Hizbullah yang beroperasi di Lebanon, pada Sabtu (5/12/2020).
Diketahui, Israel dan Lebanon tidak dalam posisi memiliki hubungan baik.
Israel bersama lebih dari 20 negara menganggap Hizbullah sebagai organisasi teroris dan terlarang.
Sebaliknya, Hizbullah tidak mengakui Israel sebagai negara merdeka.
Baca juga: Rencana Netanyahu Temui el-Sisi, Tak Akan Ubah Persepsi Publik Mesir Soal Israel
Baca juga: Warga Palestina Bentrok dengan Tentara Israel, Seorang Remaja Tewas
2. Kata Mantan Agen dan Pejabat Mossad tentang Pembunuhan Fakhrizadeh
Ilmuwan fisika Iran, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh di pinggiran Teheran pada 27 November 2020.
Pemerintah Iran menuding Mossad dan kelompok Mujahidin Khalq sebagai pelakunya.
Pejabat AS juga menyebutkan hal sama.
Israel ada dibalik pembunuhan tersebut, meski Tel Aviv sama sekali tidak membantah atau mengiyakan tudingan itu.
Saluran televisi Israel, Channel 12, dikutip media Times of Israel, Minggu (6/12/2020), mendiskusikan pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh dalam perspektif Israel, peneliti, dan mantan agen Mossad.
Diskusi menghadirkan tiga narasumber kredibel, yakni jurnalis Ronen Bergman, mantan agen Mossad Victor Ostrovsky, dan mantan pejabat Mossad, Ram Ben-Barak.
Baca juga: Ali Shamkhani : Mossad Bunuh Fakhrizadeh, Metodenya Sangat Rumit
Baca juga: DOKUMEN BOCOR, Terungkap Mossad Dalang Pembunuhan Kepala Nuklir Iran: Diberondong 12 Pembunuh
3. Pangkalan Udara China di Kepulauan Spratly Dinilai Rentan Serangan
Pangkalan udara militer China yang dibangun di Laut China Selatan dinilai rentan serangan dan tidak terlampau berguna jika pecah perang besar.
Fasilitas militer di Kepulauan Spratly yang disengketakan itu telah membuat khawatir AS dan negara-negara yang terlibat sengketa wilayah di Laut China Selatan.
Majalah bulanan militer “Naval and Merchant Ships” yang terbit di Beijing mengulas ukuran dan lokasi pangkalan itu, yang membuat mereka sulit untuk dipertahankan.
Landasan udaranya terlalu kecil untuk dapat digunakan secara efektif.
Ulasan majalah itu dikutip South China Morning Post (SCMP), Minggu (6/12/2020).
Artikel di SCMP ini ditulis Kristin Huang, reporter senior desk China yang fokus isu diplomasi dan pertahanan.
Baca juga: Kandidat Menhan AS Usulkan AL Amerika Harus Tenggelamkan Semua Kapal China di Laut China Selatan
Baca juga: Konflik di Laut China Selatan, Indonesia Minta Semua Negara Menahan Diri
4. Virus Corona Disebut Telah Ada di AS Sebelum di Wuhan
Beberapa waktu belakangan, ditemukan fakta virus corona baru penyebab penyakit Covid-19 telah muncul terlebih dahulu di Eropa sebelum merebak di China.
Kini, ditemukan tanda bahwa virus juga telah muncul lebih dahulu di AS.
Dikutip dari South China Morning Post, peneliti dari Centres for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa sampel darah yang diambil di AS dari 13 Desember tahun lalu mengungkapkan bukti antibodi untuk virus Covid-19, yang dikenal sebagai Sars-Cov-2.
Sampel tersebut diambil lebih dari dua minggu sebelum wabah Covid-19 dikonfirmasi secara resmi di Wuhan pada 31 Desember 2019.
Sampel juga muncul sebulan lebih awal dari kasus pertama Covid-19 di AS.
"Adanya antibodi serum ini menunjukkan bahwa infeksi Sars-CoV-2 mungkin telah terjadi di bagian barat Amerika Serikat lebih awal daripada yang diketahui sebelumnya," ungkap CDC melalui jurnal ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Clinical Infectious Diseases seperti dikutip Kontan.co.id, Minggu (6/12/2020).
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.