Maroko, Negara Arab Keempat yang Normalisasi Hubungan dengan Israel, Hamas: Ini Adalah Dosa
Israel dan Maroko pada Kamis (10/12/2020) sepakat menormalisasi hubungan dengan ditengahi Amerika Serikat.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Israel dan Maroko pada Kamis (10/12/2020) sepakat menormalisasi hubungan dengan ditengahi Amerika Serikat.
Sehingga, kini Maroko menjadi negara Arab keempat yang memperbaiki hubungan dan mengesampingkan permusuhan dengan Israel dalam empat bulan terakhir.
Sebagai bagian dari perjanjian, Presiden AS Donald Trump setuju mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat.
Raja Maroko memuji pengakuan 'bersejarah' AS atas kedaulatan Sahara Barat.
Pengadilan Kerajaan Maroko mengatakan AS akan membuka konsulat di Sahara Barat sebagai bagian dari kesepakatannya.
"Ini adalah Amerika Serikat yang sekarang menjadi satu-satunya negara Barat yang mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat," lapor reporter Al Jazeera, Kimberly Halkett dari Washington, DC.
Baca juga: Menko Luhut dan Erick Thohir ke Arab Saudi, Perkuat Kerja Sama di Sektor Energi
Baca juga: Raja Mohammad VI dan PM Netanyahu Saling Memuji Keputusan Perdamaian Maroko-Israel
Dilansir Al Jazeera, Sahara Barat merupakan lokasi terjadinya perselisihan teritorial antara Maroko dengan Front Polisario selama puluhan tahun.
Front Polisario sendiri didukung Aljazair, sebuah gerakan memisahkan diri yang berusaha untuk mendirikan sebuah kemerdekaan negara bagian di wilayah tersebut.
Trump mensahkan kesepakatan tersebut dalam panggilan telepon pada Kamis dengan Raja Maroko Mohammed VI.
Terhitung sejak Agustus, Maroko menjadi negara Arab ke-4 yang sepakat berdamai dengan Israel.
Tiga sebelumnya yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan.
Diketahui sebelumnya, normalisasi antara negara Arab dengan Israel yang ditengahi AS ini dikecam Palestina.
Pihaknya menyebut negara Arab mengesampingkan misi perdamaian dengan meninggalkan permintaan lama, yakni Israel harus menyerahkan tanah milik Palestina sebelum diakui.
Pejabat Palestina geram dengan kesepakatan Maroko-Israel.