Aksi Demonstrasi Pro-Trump yang Menolak Hasil Pilpres Berujung Ricuh, Setidaknya 4 Orang Tertusuk
Ketegangan antara demonstran pro-Trump dan kontra pengunjuk rasa berakhir ricuh, dengan laporan setidaknya 4 orang ditikam.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Electoral College dijadwalkan bertemu pada hari Senin (14/12/2020), untuk secara resmi memilih Joe Biden sebagai presiden.
Baca juga: Rencana Penanganan Covid-19 era Joe Biden, Mulai dari Masker, Vaksin hingga Pembukaan Sekolah
Baca juga: Dikenal Dekat dengan Trump, Presiden Meksiko Dikabarkan Mulai Akui Kemenangan Joe Biden
"Tanggung jawab saya kepada Anda adalah kembali ke tempat asal Anda dan mengajukan tuntutan. Konstitusi AS bukan tentang kebebasan kolektif, melainkan tentang kebebasan individu, dan mereka merancangnya seperti itu," kata Mike Flynn, mantan penasihat keamanan nasional Trump kepada demonstran.
Suasana mencekam setelah aksi unjuk rasa
Demonstrasi hari Sabtu sebagian besar dihadiri "Proud Boys," sebuah kelompok neo-fasis.
Saat demonstrasi berakhir, ada beberapa ketegangan di pusat kota Washington di antara para aktivis Proud Boys dan Antifa.
Ada banyak polisi yang hadir, dengan beberapa bersenjata anti huru hara.
Sekitar 200 Proud Boys berkumpul setelah demonstrasi, mengenakan pakaian grup warna hitam dan kuning, dengan rompi dan helm balistik.
Baca juga: Penjelasan ANTIFA, Kelompok yang Disebut Trump sebagai Organisasi Teroris Terkait Kerusuhan di AS
Baca juga: Apa Itu Antifa yang disebut Presiden Trump Sebagai Organisasi Teroris?
Kedua kelompok saling meneriakkan penghinaan dari seberang jalan.
Beberapa menyalakan kembang api, tetapi dipisahkan oleh pihak berwenang, lapor Reuters.
Polisi menyemprotkan merica kepada setidaknya dua pengunjuk rasa, segera setelah Proud Boys meninggalkan daerah itu.