Gerhana Matahari Menutup sebagian Chile, Sementara Argentina Gelap Gulita Sekira 2 Menit
Gerhana matahari berlangsung dua menit membuat Chile selatan dan Argentina menjadi gelap gulita sekira dua menit pada Senin (14/12/2020).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Gerhana matahari berlangsung dua menit membuat Chile selatan dan Argentina menjadi gelap gulita sekira dua menit pada Senin (14/12/2020).
Pengamat kesulitan memantau gerhana karena wilayah tersebut dilanda hujan deras.
Tetapi, pada saat-saat terakhir, awan terbelah sehingga fenomena tersebut dapat dilihat di sebagian wilayah.
"Itu indah, unik," kata Matias Tordecilla kepada AFP dari kota Pucon, tepi Danau Villarrica, Chile.
"Kenyataannya adalah, tidak ada yang memiliki minat untuk melihatnya (gerhana matahari) karena cuaca dan awan," ucapnya.
Baca juga: Niat dan Tata Cara Salat Gerhana Bulan Penumbra 30 November 2020
Baca juga: Gerhana Bulan Penumbra Hari Ini Selasa 30 November 2020, Ini Waktu Puncak Gerhana-nya
Matias juga menyebut di menit-menit terakhir, gerhana matahari dapat disaksikan "itu adalah keajaiban".
Menurutnya, gerhana matahari ini merupakan fenomena yang tak hanya dilihat dengan mata tetapi dirasakan dengan hati.
Untuk diketahui, Matias dan keluarga menempuh perjalanan 10 jam untuk dapat melihat gerhana matahari.
Baca juga: Hari Ini Ada Gerhana Bulan Penumbra, Perlukah Menggelar Shalat Gerhana?
Antusiasme Turis Asing di Argentina
Di tempat terpisah, Patagonia, Argentina, beberapa keluarga dan turis asing mendirikan kemah di kota Villa El Chocon dan Piedra del Aguila.
Tentunya, mereka berharap dapat melihat gerhana matahari tersebut.
Meski tak turun hujan di Argentina, angin kencang cukup menganggu visibilitas gerhana total kedua yang dicatat di Chili dalam 18 bulan terakhir.
Mengutip France24, gerhana matahari terjadi pada pukul 13.00 waktu setempat.
Ribuan turis berkumpul dengan harapan awan akan menghilang pada waktunya.
"Itu membuat saya merinding," kata warga Pucon Cinthia Vega.
Baca juga: Tempat Terbaik Menyaksikan Gerhana Matahari Total yang Akan Terjadi Bulan Depan
Pembatasan Covid
Terlepas dari pembatasan pergerakan yang diberlakukan pihak berwenang untuk menekan penyebaran Covid-19, hampir 300.000 turin tiba di wilayah Araucania.
Lusinan ilmuwan amatir dan profesional memasang teleskop di lereng gunung berapi Villarrica, salah satu yang paling aktif di Chile, untuk mengamati fenomena saat bulan lewat di antara matahari dan Bumi.
Pada Juli 2019, sekira 300.000 orang muncul di gurun Atacama di utara Chile, rumah bagi beberapa observatorium, untuk melihat gerhana sebelumnya.
Pihak berwenang Chile khawatir bahwa gerhana akan menarik banyak orang.
Ada lebih dari 570.000 kasus virus corona di antara 18 juta populasi dengan hampir 16.000 kematian yang dikonfirmasi.
Kontrol ketat diumumkan untuk area di mana gerhana total akan terlihat, dengan pergerakan bebas dilarang baik sehari sebelum dan sesudah.
Baca juga: Tinggal di China, Pierre Roland Gerhana Idap Diabetes & Sempat Tak Sadarkan Diri, Ini Kondisinya
Gerhana Matahari bagi Masyarakat Adat
Fenomena ini sangat dinantikan di antara komunitas adat Mapuche Chile, kelompok terbesar di selatan negara itu.
Dalam budaya Mapuche, gerhana matahari menandakan kematian sementara, matahari selama pertempuran antara bintang dan kekuatan jahat yang dikenal sebagai "Wekufu".
"Penduduk asli dulu menyembah matahari," kata astronom Jose Maza kepada AFP pekan lalu.
Menurut ahli Juan Nanculef, orang-orang akan menyalakan api unggun dan menembakkan "batu dan panah ke udara" untuk membantu matahari dalam pertempuran melawan Wekufu.
Nanculef sebenarnya melakukan ritual saat gerhana matahari dan meminta alam untuk mengakhiri hujan dan membuatnya terlihat.
"Dulu 100 persen efektif," ujarnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)