Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dokter di Jerman Sarankan Anti-Vaksin Tak Usah Diberi Ventilator Jika Nanti Mereka Terpapar Covid-19

Seorang dokter menyarankan anti-vaxxer atau anti-vaksin untuk tidak menggunakan ventilator jika nantinya mereka terkena virus corona

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
zoom-in Dokter di Jerman Sarankan Anti-Vaksin Tak Usah Diberi Ventilator Jika Nanti Mereka Terpapar Covid-19
Foto Nikkei
Ilustrasi Vaksin Covid-19. Seorang dokter menyarankan anti-vaxxer atau anti-vaksin untuk tidak menggunakan ventilator jika nantinya mereka terkena virus corona 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang dokter menyarankan anti-vaxxer atau anti-vaksin untuk tidak menggunakan ventilator jika nantinya mereka terkena virus corona, Mirror melaporkan.

Ahli genetika asal Jerman tersebut bersikeras bahwa para skeptis vaksin yang menyebarkan informasi yang salah tentang pandemi harus ditolak diberi perawatan intensif.

Dr Wolfram Henn mengatakan kepada publikasi Jerman Bild bahwa dia yakin anti-vaxxer harus membawa kartu yang menjelaskan bahwa mereka tidak ingin divaksinasi terhadap Covid-19.

Ahli genetika manusia dari Universitas Saarland dan anggota Dewan Etika Pemerintah Federal itu berbicara ketika protes anti-lockdown terus menyebar ke seluruh Eropa dan Inggris.

Baca juga: 6 Pertanyaan Kunci Soal Strain Baru Virus Corona yang Merebak di Inggris

Baca juga: Ahli Virologi Top Jerman Ragukan Klaim Strain Baru Covid-19 Sangat Menular

Ilustrasi vaksin Pfizer/Biontech, diambil pada 23 November 2020
Ilustrasi vaksin Pfizer/Biontech, diambil pada 23 November 2020 (JOEL SAGET / AFP)

Demonstrasi menentang langkah-langkah pemerintah untuk mengendalikan penyebaran virus juga menarik para ahli teori konspirasi.

Berita Rekomendasi

Tanda dan plakat anti-vaksin yang tanpa dasar mengklaim pandemi hanyalah tipuan, disebabkan oleh jaringan telepon seluler 5G yang sering terlihat di demonstrasi.

Berbicara kepada surat kabar Jerman Bild, Dr Henn berkata:

"Siapapun yang ingin langsung menolak vaksinasi, ia harus, selalu membawa dokumen dengan tulisan: 'Saya tidak ingin divaksinasi! Saya ingin memberikan perlindungan terhadap penyakit kepada orang lain! Saya ingin, jika saya sakit, meninggalkan tempat tidur perawatan intensif dan memberikan ventilator saya kepada orang lain."

Dr Henn mengatakan dia berempati kepada orang-orang yang khawatir dengan kecepatan pengembangan kandidat vaksin Covid-19.

Beberapa penentangan terhadap vaksin itu muncul di tengah kekhawatiran tentang kecepatan pengembangan vaksin baru seperti Pfizer.


Namun vaksin yang saat ini sedang diluncurkan di Inggris telah dinyatakan aman untuk digunakan.

Baca juga: AstraZeneca Lakukan Uji Keefektifan Vaksin-nya pada Varian Baru Covid-19 yang Ditemukan di Inggris

Baca juga: Jadi Orang Pertama yang Divaksin, Joe Biden: Tidak Ada yang Perlu Dikhawatirkan

Ilmuwan di seluruh dunia telah menekankan bahwa proses yang biasanya lama untuk mengembangkan vaksin umumnya dipengaruhi oleh pendanaan.

Tahun ini, vaksin termasuk Pfizer telah dibuat dengan cepat berkat dukungan pemerintah dalam menanggapi urgensi pandemi.

Formulasi vaksin tersebut dievaluasi oleh para ahli independen bahkan saat masih dalam tahap uji coba manusia.

Dr Henn mengatakan perhatian utamanya adalah pada ahli teori konspirasi yang menyebarkan informasi palsu tentang vaksin dan pandemi di media sosial.

"Saya segera merekomendasikan agar para alarmis ini pergi ke rumah sakit terdekat dan mempresentasikan teori konspirasi mereka kepada para dokter dan perawat yang baru saja datang dari unit perawatan intensif yang penuh sesak dan kelelahan," katanya.

Baca juga: Strain Baru Covid-19, Mutasi Virus Corona yang Pertama Kali Ditemukan di Inggris, Apa Gejalanya?

Baca juga: Belanda Larang Perjalanan Udara dari Inggris Antisipasi Strain Baru Virus Corona Penyebab Covid-19

Namun menurut Ladbible, dalam wawancara lain dengan WDR Jerman, Dr Henn meyakinkan para dokter untuk selalu merawat orang yang sakit, apa pun pandangan mereka.

"Kecepatan tidak datang dengan mengorbankan kualitas dan keamanan," katanya.

"Kecepatan di satu sisi dimungkinkan oleh percepatan administratif dalam proses persetujuan dan di sisi lain oleh fakta bahwa proses dipercepat dengan bantuan dana."

"Jika Anda membutuhkan 40.000 subjek uji, jika tidak ada tekanan waktu, Anda dapat memvaksinasi 4.000 per tahun. Maka Anda perlu sepuluh tahun untuk menyelesaikannya."

"Atau - seperti yang terjadi di sini - 40.000 pengujian dalam enam bulan. Tidak ada pengurangan kualitas."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas