Iran Akan Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 pada Manusia
Sejauh ini, vaksin Iran yang diproduksi Shifa Pharmed berhasil menyelesaikan uji coba pada hewan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Iran akan memulai uji coba vaksin virus corona produksi dalam negeri pada manusia.
Seperti diketahui, Iran terus menghadapi tantangan dalam mengimpor vaksin karena sanksi Amerika Serikat (AS).
Sejauh ini, vaksin Iran yang diproduksi Shifa Pharmed berhasil menyelesaikan uji coba pada hewan.
Shifa Pharmed berencana menyelesaikan tes terbatas pada 56 sukarelawan pada tahap awal.
Baca juga: Ketua Komisi VI Klarifikasi Kabar RI Gagal Beli Vaksin Sinopharm-AstraZeneca Gara-gara Terawan
Baca juga: Alasan Fadli Zon Minta Pemerintah Tak Cuma Andalkan Vaksin Sinovac dan Sarankan Impor Vaksin Pfizer
"Tes diharapkan berlangsung sebulan," kata pejabat kesehatan, yang dilansir Tribunnews dari Al Jazeera.
Lebih dari 60.000 orang mendaftar untuk uji coba sejak Kementerian Kesehatan mengeluarkan seruan untuk pada relawan pekan lalu.
Pada Senin (28/12/2020), pejabat Kementerian Kesehatan menuturkan, tujuh vaksin Iran lainnya diharapkan dapat menyelesaikan uji coba pada hewan akhir Februari 2021 mendatang.
"Kami memiliki sejarah pembuatan vaksin di lembaga medis," ungkap Menteri Kesehatan Iran, Saeed Namaki pada Minggu (27/12/2020).
"Kami akan membuktikan bahwa vaksin lokal akan lebih unggul dari banyak vaksin yang diproduksi di seluruh dunia," ujarnya.
Baca juga: Mengenal GeNose dan CePAD, Alat Deteksi Covid-19 Buatan Indonesia,Apa Bedanya dengan Rapid dan Swab?
Upaya Iran Mencegah Penyebaran Covid
Lebih jauh, Iran disebut berhasil menekan kematian harian akibat Covid-19 menjadi di bawah 120 pada pekan ini, setelah lebih dari tiga bulan memberlakukan lockdown parsial.
Iran juga memberlakukan jam malam dan mengeluarkan larangan perjalanan untuk menekan penyebaran Covid-19.
Dengan hampir 55.000 kematian akibat Covid-19 dan 1,2 juta indeksi virus corona, Iran menjadi negara paling terpukul di Timur Tengah.
Baca juga: Disuntik Vaksin Corona Moderna, Dokter di Amerika Alergi Hebat, Pusing dan Jantung Berdebar Kencang
Mengimpor Vaksin
Gubernur Bank Sentral Iran pada Jumat kemarin mengumumkan, Iran mencapai kesepakatan untuk membayar 16,8 juta dosis vaksin dari COVAX.
Langkah ini disebut sebagai inisiatif global di bawah World Health Organization (WHO), yang bertujuan untuk memastikan akses vaksin untuk semua negara secara adil.
Namun, sehari sebelumnya, Presiden Hassan Rouhani mengatakan, pemerintahan Presiden AS Donald Trump terus berusaha menciptakan penghalang bagi Iran.
Awal bulan ini, Dewan Medis Iran mengirim surat kepada WHO, mendesak organisasi tersebut mengambil tindakan terhadap sanksi AS.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)