POTRET Kemeriahan Pesta Tahun Baru di Wuhan, Menikmati Konser Indoor dan Berkumpul di Sungai Yangtze
Warga Wuhan menikmati konser indoor, sementara lainnya berkumpul bersama keluarga dan kerabat di tepi sungai Yangtze saat perayaan tahun baru 2021.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Kemeriahan pesta tahun baru 2021 di Wuhan diabadikan dalam foto.
Dilansir Mirror, warga menikmati konser indoor, sementara lainnya berkumpul bersama keluarga dan kerabat di tepi sungai Yangtze.
Pemandangan itu tentunya berbanding terbalik dengan sebagian besar negara lainnya, di mana lockdown atau pembatasan sosial masih berlaku.
Virus corona muncul setahun lalu di kota Wuhan, China tengah.
Sejak itu virus terus menyebar secara global, menginfeksi lebih dari 82 juta orang dan menewaskan lebih dari 1,7 juta orang.
Baca juga: Zhang Zhan Jurnalis Tiongkok yang Liput Puncak Wabah Virus Corona Wuhan Dipenjara 4 Tahun
Baca juga: Sebuah Studi Ungkap Kasus Covid-19 di Wuhan Mungkin 10 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Pertama
Tetapi, kota dengan populasi 11 juta ini belum melaporkan kasus baru yang ditularkan secara lokal sejak 10 Mei.
Wuhan sebelumnya setelah menjalani aturan lockdown yang paling ketat di seluruh dunia.
Dalam pemandangan yang tak bisa dirasakan di Indonesia atau di negara lain di seluruh dunia, warga Wuhan bisa bebas hangout dan berkumpul ramai-ramai.
Selain menikmati konser, sebagian lainnya berkumpul di landmark di kota untuk perayaan Tahun Baru.
Di Wuhan, ribuan orang diperkirakan berkumpul di beberapa landmark populer di seluruh pusat kota untuk hitungan mundur hinggamerayakan pergantian tahun.
Beberapa mengatakan mereka tetap berhati-hati, tetapi tidak terlalu khawatir.
"Keamanan adalah prioritas," kata seorang guru bernama Wang Xuemei, 23 tahun, kepada Reuters.
"Tidak apa-apa karena protokol tidak diterapkan dengan sangat ketat," tambah teman dan koleganya, Wang Anyu.
"Kamu masih boleh keluar."
Kehidupan malam di Wuhan kembali berjalan lancar hampir tujuh bulan setelah kota itu mencabut pengunciannya yang ketat.
Kebangkitan ekonomi kehidupan malam kota yang sempat terpukul keras menawarkan gambaran sekilas tentang gaya hidup pasca pandemi yang diharapkan banyak orang.
Wuhan dulunya ditutup secara mendadak pada 23 Januari 2020.
Blok jalan dipasang dan pesawat, kereta api, dan bus dilarang memasuki kota.
Hampir 3.900 dari 4.634 kematian akibat Covid-19 di China terjadi di kota industri tersebut.
Sebuah Studi Ungkap Kasus Covid-19 di Wuhan Mungkin 10 Kali Lebih Banyak dari Angka Resmi
Sebuah studi oleh Otoritas Kesehatan di Wuhan menerangkan, jumlah kasus virus corona di kota tempat patogen pertama kali terdeteksi mungkin 10 kali lebih tinggi dari angka resmi.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Penyakit China (CDC), sekitar 4,4 persen dari 11 juta penduduk kota Wuhan disebut telah mengembangkan antibodi terhadap virus yang menyebabkan Covid-19 pada April 2020.
Data tersebut berkolerasi dengan sekira 480.000 infeksi di Wuhan pada April 2020 atau hampir 10 kali lipat dari penghitungan resmi hingga saat ini dari 50.000 kasus di kota.
France24 melaporkan, China telah menghadapi rentetan kritik di dalam dan luar negeri atas penanganan awal virus corona.
Tiongkok juga dikritik atas upaya mereka membungkam pelapor dan tidak melaporkan kasus apa pun selama berhari-hari di awal Januari 2020.
Pada Senin (28/12/2020), jurnalis Zhang Zhan dijatuhi hukuman penjara empat tahun karena melaporkan kondisi di dalam Wuhan selama puncak wabah.
Perbedaan yang diungkapkan data CDC mungkin "menunjukkan potensi kasus yang tidak dilaporkan karena kekacauan pada akhir Januari dan awal Februari, ketika sejumlah besar orang tidak diuji atau tidak diuji secara akurat untuk Covid-19," kata Huang Yanzhong, seorang rekan senior untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations (CFR), kepada AFP.
Rabu kemarin (30/12/2020), Qin Ying, seorang ahli serologi dari CDC mengatakan kepada AFP bahwa perbedaan data tidak hanya terjadi di China.
"Beberapa negara telah menerbitkan survei serologis serupa dan dalam banyak kasus, jumlah orang dengan antibodi terhadap virus corona beberapa kali lebih tinggi daripada jumlah kasus yang dikonfirmasi," kata Qin.
"Jadi perbedaan semacam ini adalah fenomena yang tersebar luas," tambahnya.
CDC menambahkan bahwa hanya 0,44 persen populasi di provinsi Hubei tengah di luar Wuhan yang menunjukkan antibodi untuk virus tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa penguncian 77 hari di kota itu mungkin telah membantu mencegah penyebaran penyakit.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Andari Wulan Nugrahani)