Janjikan Suaka, Presiden Meksiko: Kami Akan Beri Perlindungan untuk Julian Assange
Assange didakwa dengan 18 tuduhan bersekongkol untuk meretas komputer pemerintah AS dan mempublikasikan catatan militer rahasia
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MEXICO CITY - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador telah menawarkan suaka kepada Pendiri WikiLeaks Julian Assange, beberapa jam setelah seorang Hakim Inggris menolak untuk mengekstradisi Assange ke Amerika Serikat (AS) untuk menghadapi tuduhan spionase.
"Assange adalah seorang jurnalis dan ia pantas mendapat kesempatan, saya mendukungnya dan kami akan memberikan perlindungan kepadanya. Tradisi kami adalah memberi perlindungan," kata Obrador kepada wartawan setempat pada Senin kemarin.
Sebelumnya pada hari Senin kemarin, Hakim Vanessa Baraitser menolak mengekstradisi Assange ke AS, di mana ia telah didakwa dengan 18 tuduhan bersekongkol untuk meretas komputer pemerintah AS, dan mempublikasikan catatan militer rahasia.
Baraitser memang tidak mempermasalahkan tuduhan terhadap Assange, namun ia melihat bahwa tindakan mengekstradisi ke AS tentu akan menjadi tekanan bagi Assange.
Karena kesehatan mental Assange membuat ia berisiko melakukan upaya bunuh diri.
Baca juga: Pro Kontra Hukuman Kebiri, Pemakaian Gelang Elektronik Hingga Belum Jelasnya Aturan Pengawasan
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (5/1/2021), AS diperkirakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut dan Assange saat ini masih ditahan di Penjara Belmarsh London, sambil menunggu sidang jaminan pada hari Rabu besok.
Para pendukungnya pun telah melobi Presiden AS Donald Trump untuk memberikan pengampunan padanya.
Namun Trump belum menunjukkan tanda bahwa ia akan melakukannya.
Selama ini, Assange telah menjalani sebagian besar dekade terakhirnya di bawah pemberian suaka.
Ia telah mendapatkan perlindungan dari Ekuador, di dalam Kedutaan Besar (Kedubes) negara itu di London antara tahun 2012 dan 2019.
Pemberi suaka bagi Assange saat itu adalah Presiden Ekuador Rafael Correa yang menjabat pada periode 2007 hingga 2017.
Namun, perubahan dalam kepemimpinan politik Ekuador akhirnya membuat sayap kanan Lenin Moreno mengambil alih kekuasaan dari tangan Rafael Correa pada 2017.
Baca juga: Nancy Pelosi Terpilih Kembali sebagai Ketua DPR Amerika Serikat
Tidak lama setelah itu, Moreno mengklaim bahwa Assange telah melanggar ketentuan suakanya.
Assange pun diseret keluar dari kedutaan itu oleh polisi Inggris pada April 2019.
Kali ini ia mendapatkan tawaran suaka oleh Presiden Meksiko Obrador.
Jika Assange menerima tawaran Obrador, ia kemungkinan harus mempertimbangkan Janji Perlindungan Presiden terhadap fakta bahwa Obrador dapat dipilih kembali menempati jabatannya pada tahun 2024, saat masa jabatan enam tahunnya berakhir.
Sejak menjabat, Obrador telah menjalankan kebijakan luar negeri yang istimewa.
Di satu sisi, Presiden sayap kiri ini melindungi Presiden Bolivia Evo Morales, setelah kudeta sayap kanan pada 2019.
Ia juga menolak untuk mengikuti jejak AS dan sekutunya di Amerika Latin, serta mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai Presiden sementara Venezuela pada tahun lalu.
Sedangkan di sisi lain, Obrador sangat mendukung pemerintahan Donald Trump.
Pemimpin Meksiko ini juga memperketat keamanan di perbatasan Selatannya, saat Trump memaki 'karavan' migran Amerika Tengah yang memasuki AS melalui Meksiko.
Lopez Obrador pun 'mendapatkan imbalan' dari Trump selama negosiasi dengan OPEC pada tahun lalu, saat Trump campur tangan membantu Meksiko menghindari pemangkasan produksi minyak.