PM Inggris kembali Terapkan Lockdown Nasional Usai Peningkatan Kasus Baru Covid-19
Kabar akan kembali diterapkannya lockdown nasional ini muncul saat Inggris mencatat ada 58.784 kasus baru virus ini
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengumumkan pada Senin kemarin bahwa Inggris akan kembali memasuki penerapan sistem penguncian (lockdown) nasional hingga setidaknya pertengahan Februari mendatang.
Pada masa lockdown ini pula, kelompok rentan akan memperoleh vaksinasi virus corona (Covid-19).
Ia menggambarkan langkah tersebut sebagai bagian dari upaya nasional yang besar untuk melawan virus itu.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (5/1/2021), Johnson mengumumkan lockdown nasional ini akan diterapkan hingga setidaknya pertengahan
Februari.
"Jika segala sesuatunya berjalan dengan baik, semua pekerja kesehatan dan perawatan sosial garis depan Inggris, lansia dan kelompok rentan, secara klinis akan divaksinasi," kata Johnson.
Baca juga: Yunani Deteksi Empat Kasus Varian Baru Virus Corona
Ia mengakui momen awal tahun ini tidak akan mudah dilewati karena telah terjadi peningkatan kasus baru virus tersebut.
"Minggu-minggu ke depan akan menjadi yang tersulit. Tapi kita memasuki fase terakhir. Akhir dari virus ini sudah di depan mata," jelas Johnson.
Kabar akan kembali diterapkannya lockdown nasional ini muncul saat Inggris mencatat ada 58.784 kasus baru virus ini.
Hingga saat ini, angka itu merupakan peningkatan harian tertinggi di Inggris.
Selama tujuh hari berturut-turut, Inggris telah mencatat lebih dari 50.000 kasus baru.
Baca juga: Jenazah Pasien Covid Nyaris Tertukar: Kemarahan Pihak Keluarga hingga Permohonan Maaf RSUD Bogor
Johnson mengumumkan eskalasi pemberlakuan sistem pembatasan ini pada sebuah tayangan televisi nasional, langsung dari kantornya di Downing Street.
Ia mengatakan bahwa daerah yang belum tunduk pada pembatasan tingkat tinggi atau Tingkat 4 (Tier 4), pada akhirnya akan tunduk pada aturan ini juga.
Perdana Menteri (PM) Skotlandia Nicola Sturgeon sebelumnya mengumumkan bahwa Skotlandia akan memasuki lockdown nasional pada Senin dini hari.
Masyarakat pun diperintahkan untuk tetap 'tinggal di rumah'.
Anggota parlemen Inggris akan dipanggil kembali ke House of Commons pada hari Rabu besok untuk melakukan voting terkait kebijakan pembatasan baru di Inggris ini.
Meskipun kemungkinan besar mereka akan berpartisipasi secara virtual dan diminta tidak hadir secara langsung, kecuali jika benar-benar diperlukan.
Pada hari Senin kemarin, Inggris melaporkan ada 407 kematian dalam 28 hari.
Menurut data resmi pemerintah, angka ini menjadikan total korban tewas menjadi 75.431 orang.
Direktur medis Kesehatan Masyarakat Inggris Dr Yvonne Doyle sebelumnya telah meminta masyarakat Inggris untuk terus menerapkan protokol kesehatan, termasuk memakai masker.
"Meningkatnya kasus dan angka kematian yang terjadi terus menerus seharusnya menjadi peringatan pahit bagi kita semua," kata Doyle.