Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Donald Trump Akhirnya Akui Kemenangan Joe Biden, tapi Tidak Sebut Nama dan Tidak Beri Ucapan Selamat

Presiden Donald Trump akhirnya akui kemenangan Joe Biden di tengah kritikan tajam yang tertuju padanya akibat responsnya mengenai kerusuhan di Capitol

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
zoom-in Donald Trump Akhirnya Akui Kemenangan Joe Biden, tapi Tidak Sebut Nama dan Tidak Beri Ucapan Selamat
AFP/Brendan Smialowski
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump datang untuk berbicara kepada pendukungnya di Ellipse, sebuah taman di dekat Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Donald Trump Akhirnya Akui Kemenangan Joe Biden, tapi Tidak Sebut Nama dan Tidak Beri Ucapan Selamat 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump akhirnya akui kemenangan Joe Biden di tengah kritikan tajam yang tertuju padanya akibat responsnya mengatasi kerusuhan di Capitol AS pada Rabu (6/1/2020) lalu.

"Pemerintahan baru akan diresmikan pada 20 Januari," Trump mengakui dalam sebuah video yang diposting di media sosial.

"Fokus saya sekarang adalah memastikan transisi yang mulus dan teratur. Momen ini membutuhkan penyembuhan dan rekonsiliasi."

Trump tidak menyebut nama Joe Biden atau memberi selamat kepada saingannya secara langsung.

Trump mengakui bahwa Amerika "baru saja melalui pemilihan yang intens".

"Emosi harus didinginkan dan ketenangan harus dipulihkan," katanya.

Baca juga: Nasib Pilu Donald Trump, Ditinggal Orang-orang Dekatnya hingga Twitter-nya Diblokir

Baca juga: Resolusi Pemakzulan Terhadap Donald Trump Siap Rilis, Anggota Parlemen Teken Tanda Tangan

Meski Trump tampaknya menyerah dalam upayanya untuk membalikkan hasil pemilu, di akhir video, ia mengisyaratkan bahwa dia terus melihat masa depan dalam politik.

BERITA TERKAIT

Trump juga menyapa semua "pendukungnya yang luar biasa" dan berjanji bahwa "perjalanan luar biasa baru saja dimulai."

Video itu merupakan video pertama yang diunggah Trump sejak akunnya dibekukan oleh Twitter selama 12 jam.

Trump sebelumnya mengatakan kepada para pendukungnya untuk "pulang dengan damai" tetapi juga memuji pembangkangan mereka.

"Kami mencintaimu," kata Trump dalam video itu. "Kalian sangat spesial."

Pada Rabu pagi, Trump mengatakan kepada para pendukungnya pada rapat umum di dekat Gedung Putih bahwa dia "tidak akan pernah menyerah" sambil mengulangi klaim penipuan pemilu yang tidak berdasar.

"Anda tidak pernah mengakui jika ada kecurangan," ujarnya.

Tetapi kondisi politik berubah signifikan sejak saat itu, Demokrat dan bahkan beberapa mantan sekutunya berpendapat Trump harus dicopot dari jabatannya sesegera mungkin baik melalui permohonan Amandemen ke-25 atau pemakzulan.

Mantan kepala staf Gedung Putih John Kelly mengatakan dia akan memilih untuk mencopot Trump dari jabatannya.

Sementara mantan jaksa agung William Barr, yang pernah menjadi salah satu pembela presiden yang paling garang, menyebut tindakan Trump sebagai "pengkhianatan terhadap kantornya sendiri. "

Rusuh di Capitol Tewaskan 5 Orang, Termasuk 4 Warga Sipil dan 1 Orang Polisi

Seorang petugas Polisi Capitol AS tewas setelah menderita luka-luka dalam kerusuhan pro-Trump yang terjadi pada hari Rabu di Washington, D.C., kata polisi Capitol Kamis (7/1/2020) malam waktu setempat.

Sedikitnya empat warga sipil juga tewas, termasuk tiga orang yang menurut polisi mengalami keadaan darurat medis dan satu wanita yang ditembak mati oleh polisi.

Seperti yang dilansir CBS News, Petugas Polisi Capitol Amerika Serikat bernama Brian D. Sicknick, terjun mengatasi kerusuhan pada hari Rabu, 6 Januari 2021, di Capitol AS.

Ia terluka saat terlibat secara fisik dengan pengunjuk rasa, kata polisi Capitol dalam sebuah pernyataan.

Sicknick sempat kembali ke kantor divisi tetapi kemudian pingsan.

Ia lalu dirawat di rumah sakit namun meninggal sekitar jam 9:30 malam pada hari Kamis, kata polisi.

Baca juga: Dianggap Tak Bisa Kendalikan Massa Trump, Kepala Kepolisian Capitol AS Mengundurkan Diri

Baca juga: Detik-detik Kerusuhan di Gedung Capitol AS yang Menewaskan 4 Pendukung Donald Trump

Demonstran pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bentrok dengan polisi dan aparat keamanan saat mereka mencoba menembus barikade untuk menduduki Gedung Kongres US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan aksi demonstrasi dengan menyerbu dan menduduki Gedung Capitol untuk menolak pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2020 lalu. Mereka menduduki Gedung Capitol setelah sebelumnya memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi. AFP/Roberto Schmidt
Demonstran pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bentrok dengan polisi dan aparat keamanan saat mereka mencoba menembus barikade untuk menduduki Gedung Kongres US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan aksi demonstrasi dengan menyerbu dan menduduki Gedung Capitol untuk menolak pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2020 lalu. Mereka menduduki Gedung Capitol setelah sebelumnya memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi. AFP/Roberto Schmidt (AFP/Roberto Schmidt)

Kematiannya akan diselidiki oleh Cabang Pembunuhan Departemen Kepolisian Metropolitan, Kepolisian Capitol, dan mitra federal.

Sicknick bergabung dengan polisi Capitol pada Juli 2008, dan baru-baru ini bertugas di Unit Responden Pertama Departemen, kata pihak berwenang.

Kronologi Kerusuhan di Capitol

Lebih dari 50 petugas terluka ketika massa pendukung Donald Trump menyerbu Capitol, memaksa evakuasi anggota parlemen yang tengah menghitung suara Electoral College, menurut Walikota DC Muriel Bowser.

Kekacauan terjadi di Capitol saat para pengunjuk rasa menerobos gedung.

Empat warga sipil tewas dalam serangan itu, termasuk seorang wanita California yang ditembak oleh petugas polisi Capitol yang berpakaian preman, menurut Departemen Kepolisian Metropolitan.

Polisi menghadapi kritik luas masyarakat karena dianggap gagal menghentikan para perusuh memasuki Capitol.

Banyak warga yang membandingkan cara tanggapan polisi berbeda dari taktik yang digunakan terhadap pengunjuk rasa Black Lives Matter selama musim panas.

Karena merasa gagal melaksanakan tugas, Kepala Polisi Capitol Steven Sund mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis sore.

Departemen Kepolisian Metropolitan menangkap 68 orang pada Rabu dan Kamis pagi, terutama karena melanggar jam malam yang diberlakukan oleh walikota kota.

Hampir semua, kecuali satu dari mereka, yang ditangkap tinggal di luar Washington.

Polisi Capitol A.S. juga menangkap 14 orang lain selama kerusuhan tersebut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas