Studi di Wuhan Temukan Bahwa Gejala Covid Bisa Bertahan Sekira 6 Bulan
Jurnal medis The Lancet, yang diterbitkan pada Jumat (8/1/2021) memaparkan bahwa gejala Covid-19 dapat bertahan hingga enam bulan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Jurnal medis The Lancet, yang diterbitkan pada Jumat (8/1/2021) memaparkan bahwa gejala Covid-19 dapat bertahan hingga enam bulan.
Temuan ini berdasarkan pengamatan beberapa orang yang dirawat di rumah sakit karena terinfeksi Covid-19 pertama kali.
Mengutip NBC, studi tersebut berfokus pada 1.733 orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 di Wuhan, China, tempat virus corona pertama kali dilaporkan pada Januari hingga Mei 2020.
Sekira tiga perempat pasien melaporkan gejala Covid-19 menetap sekira enam bulan setelah diagnonis awal mereka.
Lalu, 63 persen mengatakan, mereka masih mengalami kelelahan dan kelemasan otot.
Selanjutnya, 23 persen menyatakan kecemasan atau depresi dan 26 persen melaporkan kesulitan tidur.
Baca juga: China Tunda Izin Masuk Tim Investigasi ke Wuhan, Kepala WHO Kecewa
Baca juga: POTRET Kemeriahan Pesta Tahun Baru di Wuhan, Menikmati Konser Indoor dan Berkumpul di Sungai Yangtze
"Analisis kami menunjukkan bahwa sebagian besar pasien terus hidup dengan setidaknya beberapa efek virus, setelah meninggalkan rumah sakit," papar Dr Bin Cao, penulis tudi dan Wakil Direktur Pusat Penyakit Pernapasan di Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang di Beijing dalam pernyataan.
Dr Bin juga menyoroti kebutuhan pasien untuk perawatan pasca keluar dari rumah sakit.
Namun, studi ini adalah studi observasi, yang berarti tidak mungkin untuk menghubungkan gejala-gejala tersebut secara langsung dengan virus corona.
Baca juga: Sebuah Studi Ungkap Kasus Covid-19 di Wuhan Mungkin 10 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Pertama
Baca juga: Liput Kondisi Wabah Corona di Wuhan, Jurnalis China Dipenjara 4 Tahun
Untuk menunjukkan hubungan sebenarnya, penelitian perlu membandingkan hasil Covid-19 dengan mereka yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi serupa, yang juga menyebabkan pneumonia.
"Saya ingin melihat data pasien yang dirawat dengan penyakit selain Covid-19 selama periode itu," ungkap Dr Hana El Sahly, Profesor virologi molekuler dan mikrobiologi di Houston.
Untuk dicatat, Dr Hana tidak terlibat dalam penelitian baru itu.
"Masuk rumah sakit karena pneumonia bisa menjadi peristiwa traumatis bagi siapa pun," tambahnya.
Dia lantas menambahkan bahwa tak jarang pasien tersebut memiliki gejala yang menetap.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)