Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Siti Nurbaya: Pentingnya Dialog Kebijakan Guna Pembaharuan Nota Kerja Sama Lingkungan Hidup

Indonesia dan Jepang berbagi banyak tantangan lingkungan dan pengalaman berbeda dalam penanganannya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Menteri Siti Nurbaya: Pentingnya Dialog Kebijakan Guna Pembaharuan Nota Kerja Sama Lingkungan Hidup
Istimewa
Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya (kanan) dengan rekanannya dari Kementerian Lingkungan Hidup Jepang (kiri atas). 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dialog Kebijakan Lingkungan Hidup Indonesia-Jepang (IJEW) yang ketiga dilaksanakan secara virtual, Rabu (13/1/2021) di tengah status darurat Covid-19 di kedua negara tersebut.

Dialog Kebijakan dan IJEW 2021 secara resmi menandai dimulainya Pekan Lingkungan Hidup Indonesia-Jepang 2021 diselenggarakan secara virtual oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jepang (MoEJ).

"Memang karena pentingnya kami menganggap perlu untuk terus mengadakan Policy Dialogue dan memulai pembaharuan Nota Kerja Sama di tengah pandemi," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di awal sambutannya.

Indonesia dan Jepang berbagi banyak tantangan lingkungan dan pengalaman berbeda dalam penanganannya.

Oleh karena itu, sangat bermanfaat untuk bertukar pengalaman dan kegiatan bersama di lapangan.

Policy Dialogue telah dua kali diadakan, yang pertama diadakan di Indonesia pada 2014 dan 2018.

BERITA TERKAIT

Sementara untuk Jepang, IJEW 2021 merupakan yang keempat setelah Myanmar, Vietnam, dan Thailand pada tiga tahun berturut-turut sebelumnya.

Baca juga: Warga Asing Keseluruhan Dilarang Masuk Jepang, Keputusan Terbaik Menurut Sato

"Policy Dialogue dan IJEW 2021 akan meningkatkan kerja sama bilateral Jepang-Indonesia. Selain itu, Dialog dan IJEW akan berkontribusi pada komunitas regional dan global sebagai dua anggota Jepang-ASEAN dan G20," ujar Menteri Lingkungan Hidup Jepang Koizumi Shinjiro pada sesi pembukaan dialog.

Usai sambutan, sejumlah remaja dan anak-anak dari kedua negara menyampaikan pesan mereka tentang pentingnya pengendalian penggunaan merkuri.

Siswa dari SMA Minamata melakukan presentasi tentang apa yang mereka pelajari dari pembelajaran merkuri.

Sedangkan dari Indonesia, siswa sekolah dasar Azsyuradari dari daerah Pertambangan Emas Kecil Artisanal (PESK) di Gorontalo di Sulawesi, berbagi kesadarannya tentang bahaya merkuri dan bagaimana dia akan menanggapinya.

"Saya berjanji untuk meminta ayah saya agar tidak menggunakan merkuri lagi, dan teman-teman saya untuk tidak bermain di situs PESK," kata doa.

Baca juga: Pemilik 300 Kilogram Daging Rusa Ilegal di Labuan Bajo Ditahan Penyidik Gakkum KLHK

Temannya, Alif Lampakaya, meminta agar Pemerintah membantu mereka mencapai masa depan yang sehat dan sejahtera.

Menteri Siti dan Menteri Koizumi sangat tersentuh dengan panggilan dari pemuda dan anak-anak dan mengundang para mahasiswa baik dari Minamata, Jepang dan Gorontalo, Sulawesi untuk menghadiri konferensi besar merkuri internasional November 2021 mendatang di Bali, yaitu Konferensi Keempat Para Pihak Konvensi Minamata.

Menteri Shinjiro Koizumi menekankan pentingnya tindakan generasi muda untuk mengatasi masalah lingkungan seperti pengelolaan merkuri.

Dialog Kebijakan Menteri diakhiri dengan diskusi menteri bilateral.

Menteri Siti Nurbaya merefleksikan perkembangan kerja sama lingkungan bilateral yang menggembirakan.

Menteri Siti meyakini, jika progres negosiasi Nota Kesepahaman saat ini terus berjalan dengan baik, maka implementasi kerja sama ke depan akan terstruktur dengan sangat baik namun cukup fleksibel.

Baca juga: Ramah Lingkungan, Pembangkit PLN Raih 4 Proper Emas dan 19 Proper Hijau dari KLHK

"Dengan segala kegiatan kerja sama baik besar maupun kecil yang terencana dengan baik dalam Plan of Action dan disertai dengan penataan implementasi secara tertulis pada tingkat detail yang sepadan, semua itu semestinya memudahkan implementasi dan mendorong kerjasama kita," ujar Menteri Siti.

Menteri Koizumi menyampaikan harapannya untuk memperdalam kerja sama khususnya di bidang perubahan iklim, sampah plastik laut, dan pengelolaan merkuri.

Terlepas dari tiga hal tersebut, Menteri Siti menyampaikan tentang topik promosi pariwisata di taman nasional dan kawasan konservasi lainnya.

"Saya telah melihat dengan mata kepala sendiri betapa taman nasional di Jepang begitu populer baik bagi wisatawan internasional maupun domestik. Sehubungan dengan itu, saya menantikan kegiatan kerja sama pada tahap kerja sama kita yang akan datang,"ujar Menteri Siti.

Menteri Siti mengharapkan hal yang sama dengan bidang kerja sama lainnya termasuk pencemaran lingkungan, pengelolaan limbah dan zat berbahaya, pengelolaan danau berkelanjutan, dan penegakan hukum lingkungan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas