Trump Dilaporkan Marah kepada Ivanka dan Jared Kushner karena Berencana Hadiri Pelantikan Joe Biden
Presiden Donald Trump dilaporkan marah kepada putri sulungnya, Ivanka Trump dan menantu, Jared Kushner.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Donald Trump dilaporkan marah kepada putri sulungnya, Ivanka Trump dan menantu, Jared Kushner.
Sumber Business Insider dari Partai Republik mengatakan Trump marah karena mereka berencana hadir dalam acara pelantikan Joe Biden.
Tom LoBianco dan Darren Samuelsohn dari Insider melaporkan bahwa muncul keretakan di dalam keluarga Presiden Trump serta mantan sekutunya.
Ini terjadi pasca kerusuhan di Gedung Kongres AS, Capitol pekan lalu.
Mengutip sumber dari Partai Republik yang dekat dengan Gedung Putih, mereka mengatakan hanya Eric Trump dan Donald Trump Jr yang mau bicara dengan presiden.
Trump pada Jumat lalu mengatakan dia tidak akan menghadiri pelantikan Biden, dimana ini melanggar norma demokrasi AS.
Namun Daily Mail melaporkan bahwa Ivanka berencana menghadiri pelantikan tersebut.
Baca juga: Donald Trump Jadi Presiden AS Pertama yang Dimakzulkan Dua Kali, Dinilai Hasut Kerusuhan Capitol
Baca juga: Usai Dimakzulkan, Donald Trump Janjikan Transisi Pemerintahan AS Berlangsung Aman
Seorang sumber Gedung Putih mengatakan kepada Daily Mail bahwa dia (Ivanka) "khawatir karir politiknya yang menjanjikan dalam bahaya dan dia melakukan apa pun yang dia bisa untuk menyelamatkan reputasinya."
Sumber Gedung Putih lainnya membantah laporan Daily Mail bahwa Ivanka berencana menghadiri pelantikan.
Sementara itu menurut laporan People, Ivanka Trump tidak akan hadir saat pelantikan 20 Januari mendatang.
"Ivanka diperkirakan tidak akan menghadiri pelantikan, juga tidak pernah diharapkan," kata seorang pejabat Gedung Putih kepada People.
Sementara ayahnya disebut menghasut massa, Ivanka juga dikecam karena menyebut perusuh di Capitol sebagai 'American Patriots' dalam cuitannya.
Setelah dia menghapus cuitan tersebut, dia menulis: "Protes damai adalah patriotik. Kekerasan tidak dapat diterima dan harus dikutuk dengan keras."
Baca juga: Trump Sebut Pendukungnya yang Serbu Capitol sebagai Perusuh: Harusnya Hormati Tradisi dan Sejarah
Baca juga: Sejumlah Politikus Partai Republik Dukung Pemakzulan Trump
Di sisi lain, rencana suaminya Jared Kushner tidak diketahui dan juru bicaranya tidak menanggapi permintaan komentar.
Wapres Mike Pence diharapkan hadir dalam acara itu.
Bertentangan dengan keinginan Trump, Pence mengumumkan bahwa dia tidak dapat mengubah hasil pemilihan dan akan menegaskan kemenangan Biden.
Isu keretakan keluarga membuat Trump semakin terpuruk, ditambah karena sekutu serta beberapa politikus Republik berbalik melawannya pasca rusuh di Capitol.
Massa pro-Trump melakukan aksi berbuntut kekerasan di Gedung Kongres AS atau Capitol pada Rabu (6/1/2021).
Mereka memecahkan jendela dan menyerbu gedung hingga anggota parlemen harus dievakuasi saat memberikan suara untuk mengkonfirmasi kemenangan Biden.
Sedikitnya lima orang tewas, termasuk seorang petugas kepolisian.
Hubungan Trump dengan Relasi Politik Retak
Keretakan juga muncul antara Trump dan Wakil Presiden Mike Pence, setelah massa meneriakkan "gantung Mike Pence" di Capitol.
CNN melaporkan Trump tidak menelepon Pence atau keluarganya setelah itu.
Sebelumnya, CNN dan Bloomberg melaporkan Trump dan Pence pada Senin, pasca kerusuhan, berjanji akan bekerja sama di sisa masa jabatan mereka.
Sejumlah pejabat administrasi Gedung Putih pun turut mengundurkan diri.
Diantaranya Sekretaris Transportasi Elaine Chao, Sekretaris Pendidikan Betsy DeVos, dan penjabat Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Chad Wolf.
LoBianco dan Samuelsohn mencatat bahwa bahkan Partai Republik tidak menghalangi jika Trump dihukum.
"Ini dia sendiri dan ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata seorang mantan pejabat senior administrasi Trump.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)