Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sambut Baik Perpanjang Perjanjian Senjata Nuklir, Rusia: Masih Ingin Liat Detail Prososal AS

Perjanjian yang berakhir 5 Februari mendatang, membatasi AS dan Rusia untuk tidak memliki lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Sambut Baik Perpanjang Perjanjian Senjata Nuklir, Rusia: Masih Ingin Liat Detail Prososal AS
RT.COM
Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Pemerintah Rusia menyambut niat presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk memperpanjang perjanjian kontrol senjata nuklir ‘New START’ dengan Rusia.

Namun Kremlin mengatakan Moskow ingin melihat proposal konkret dari Washington, demikian dilansir Reuters Jumat (22/1/2021).

Gedung Putih mengatakan Biden akan mengupayakan perpanjangan perjanjian kontrol senjata yang akan berakhir pada awal Februari, dalam salah satu keputusan kebijakan luar negeri prioritas dari pemerintahan baru.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan penting untuk melihat detail proposal AS.

Sebelummya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengupayakan perpanjangan lima tahun untuk perjanjian kontrol senjata niklir (News START) dengan Rusia.

Baca juga: Penyuap Edhy Prabowo Segera Jalani Sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta

Perjanjian pembatasan senjata nuklir antara AS dengan Rusia disebut New Strategic Arms Reduction Treaty (START).

Berita Rekomendasi

Hal ini  disampaikan Gedung Putih pada Kamis (21/1/2021) waktu setempat seperti dilansir Reuters, Jumat (22/1/2021). Ini termasuk salah satu keputusan kebijakan luar negeri prioritas dari pemerintahan baru menjelang berakhirnya perjanjian pada awal Februari mendatang.

"Presiden telah lama memahami bahwa perjanjian New START adalah untuk kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat. Dan perpanjangan ini semakin masuk akal ketika hubungan dengan Rusia  seperti saat ini," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki dalam konferensi pers.

Dia juga mengatakan Biden telah "menugaskan" komunitas intelijen AS untuk penilaian penuhnya terhadap pelanggaran siber Solar Winds, campur tangan Rusia dalam pemilu 2020, penggunaan senjata kimia Rusia terhadap pemimpin oposisi Alexei Navalny dan dugaan pemberian hadiah pada tentara AS di Afghanistan.

Baca juga: BRI Angkat Direksi Milenial, Ekonom: Jadi Tantangan Munculnya Neo Bank  

"Bahkan ketika kami bekerja dengan Rusia untuk memajukan kepentingan AS, begitu juga kami bekerja untuk meminta pertanggung-jawaban Rusia atastindakan sembrono dan permusuhannya," kata Psaki.

Perjanjian kontrol senjata, yang akan berakhir pada 5 Februari mendatang, membatasi Amerika Serikat dan Rusia untuk tidak memliki lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis.

Selain membatasi jumlah senjata nuklir strategis yang dikerahkan ke level terendah dalam beberapa dekade, New START juga membatasi rudal dan pembom berbasis darat dan kapal selam yang mengirimkannya.

Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan bahwa warga Amerika "jauh lebih aman" dengan perjanjian itu utuh dan diperpanjang.

Sebelumnya, seorang sumber yang akrab dengan keputusan itu mengatakan kepada Reuters bahwa anggota parlemen AS telah diberi pengarahan tentang keputusan Biden tentang perjanjian New START.

Kremlin mengatakan pada  Rabu (20/1/2021) tetap berkomitmen untuk memperpanjang perjanjian New START  dan akan menyambut upaya yang dijanjikan oleh pemerintahan Biden untuk mencapai kesepakatan.(Reuters/AP/AFP/CNN)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas