Sel-sel ISIS Klaim Hantam Tentara Suriah dan Kelompok Paramiliter Irak
ISIS mengonfirmasi tanggung jawabnya atas serangan di Suriah itu lewat pernyataan yang dirilis kantor berita Amaq.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS – Sel tempur Islamic State (IS) di Suriah menyergap sebuah bus yang membawa tentara Tentara Arab Suriah (SAA) di jalan raya Homs-Deir Ezzor di wilayah tengah.
Serangan 24 Januari 2021 itu menewaskan sekurangnya 3 tentara Suriah, menurut klaim resmi SAA dikutip Southfront.org, Senin 925/1/2021). ISIS mengklaim sekurangnya 20 tentara Suriah terbunuh.
Dalam pernyataan resminya, SAA mengatakan bus itu diserang sekelompok teroris yang datang dari wilayah tenggara al-Tanf, yang diduduki pasukan AS.
“Sekitar pukul 13.40, sebuah bus yang membawa tentara di jalan Deir Ezzor-Palmyra diserang di daerah al-Malha al-Shula dari selatan jalan oleh kelompok teroris yang datang dari daerah al-Tanf," kata SAA lewat siaran persnya.
Menurut pernyataan tentara, tiga tentara tewas dan sedikitnya sepuluh lainnya luka-luka akibat penyergapan tersebut.
ISIS mengonfirmasi tanggung jawabnya atas serangan itu lewat pernyataan yang dirilis kantor berita Amaq. Kelompok teroris tersebut mengklaim 20 tentara Suriah terluka atau tewas.
Bulan lalu, penyergapan serupa oleh sel ISIS di jalan raya Homs-Deir Ezzor, yang dikenal sebagai M20, merenggut nyawa 25 orang, termasuk warga sipil.
Sebagai tanggapan, pasukan pemerintah Suriah melancarkan operasi skala besar untuk mengamankan jalan raya tersebut pekan lalu.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di London, hingga 24 Januari operasi masih berlangsung.
Pasukan Rusia Kirim Bantuan Udara dan Darat
Pasukan Rusia memberikan dukungan tidak hanya di udara, tetapi juga di darat. "Pasukan Rusia mulai hari ini untuk memberikan perlindungan darat bagi pasukan gabungan,” kata SOHR.
“Bala bantuan militer dalam jumlah besar dikirim ke wilayah tersebut, karena kampanye telah memasuki minggu kedua berturut-turut," lanjut kelompok pemantau itu.
Jet tempur Rusia masih memberikan dukungan udara untuk kampanye pemberantasan sel-sel teroris ISIS tersebut.
Sel ISIS di wilayah tengah Suriah dilaporkan menerima dukungan dari pejuang yang didukung AS yang berbasis di al-Tanf.
Koalisi pimpinan AS tidak mengambil tindakan apa pun terhadap kelompok teroris tersebut, meski mereka berada di dekat pangkalan mereka.
Sehari sebelumnya, ISIS juga menggelar serangan di Irak. Sebanyak 11 petempur Unit Mobilisasi Populer Irak (PMU) tewas dan 12 lainnya terluka dalam serangan besar ISIS di provinsi utara Saladin.
Serangan itu terjadi di Jazzerat al-'Aith di bagian timur provinsi itu.
Dalam sebuah pernyataan, PMU mengatakan teroris ISIS berencana menyerang warga sipil di wilayah tersebut. Namun, serangan itu digagalkan oleh para petempurnya.
"Serangan teroris menargetkan warga sipil di kawasan itu, namun para pahlawan PMU adalah perisai manusia untuk melindungi mereka," bunyi pernyataan itu.
Semua korban berasal dari Brigade 22 PMU. Dua dari korban tersebut adalah Hussein Su’aidan Kati’a, komandan resimen ke-3 brigade, dan Saleh Majhul Ateh, wakil komandan dari resimen ke-6.
Mayor Jenderal Yehia Rasool, juru bicara Panglima Irak, mengutuk serangan itu, dan menjanjikan militer Irak akan menanggapi secara keras.
"Biarkan anggota geng teroris ISIS tahu pembalasan pasti akan datang, ketika ini terjadi penyesalan tidak akan membantu mereka," kata Rasool dalam sebuah pernyataan.
ISIS lewat kantor berita Amaq mengklaim delapan kendaraan PMU rusak atau hancur dalam serangan itu.
Serangan teroris mematikan di Saladin terjadi di tengah ketegangan tinggi di Irak antara faksi Syiah pro-Iran dan koalisi pimpinan AS.
Di pihak ISIS, 17 petempur mereka tewas dalam bentrokan. Sel-sel ISIS di Irak telah memanfaatkan kerusuhan di Irak untuk meningkatkan serangan mereka.
Terutama di wilayah utara dan barat negara itu. Pemerintah belum menangani ancaman ini dengan baik.
Kembali ke Aleppo, Suriah, ledakan besar yang belum diketahui sebab musabanya terjadi 24 Januari 2021.
Ledakan misterius itu mengguncang daerah Tarhin di Aleppo utara, tempat fasilitas penyelundup minyak yang terkait dengan Turki bermarkas.
Ledakan tersebut menyebabkan kebakaran di dekat kapal tanker minyak dan kemungkinan besar akan menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Ini bukan insiden pertama semacam ini. Pada 9 Januari, pesawat tak dikenal menyerang fasilitas dan kapal tanki penyelundup minyak yang terkait Turki di dekat desa Tarhin.
Serangan itu menghancurkan beberapa kapal tanki dan menyebabkan kebakaran besar di sana.
Perkembangan seperti itu telah menjadi rutinitas hampir setiap hari untuk proksi Turki di Suriah.
Berbagai pemogokan dan ledakan 'misterius' menghantam bisnis penyelundupan minyak yang terkait Turki di daerah itu secara teratur.(Tribunnews.com/Southfront.org/xna)