Total Infeksi Virus Corona di Amerika Serikat Lampaui 25 Juta, Lebih dari Seperempat Kasus di Dunia
Amerika Serikat (AS) mencatat lebih dari 25 juta kasus virus corona yang dikonfirmasi pada Minggu(24/1/2021) waktu setempat.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mencatat lebih dari 25 juta kasus virus corona yang dikonfirmasi pada Minggu(24/1/2021) waktu setempat.
Menyoal hal ini, Kepala Staf Presiden Joe Biden, Ron Klain yang baru dilantik menuduh pemerintahan Donald Trump gagal memberi rencana untuk mengelola vaksin Covid-19 yang sangat dibutuhkan di berbagai negara bagian.
Menurut perhitungan Universitas John Hopkins, jumlah infeksi Covid-19 di AS merupakan yang tertinggi di dunia dan menyumbang lebih dari seperempat dari total kasus global.
Dalam wawancara di Meet the Press NBC pada Minggu (24/1/2021), Ron Klain mengatakan bahwa di bawah pemerintahan Trump, rencana distribusi vaksin Covid-19 di tingkat negara bagian "tidak benar-benar ada".
Baca juga: Pentagon Umumkan Amerika Serikat akan Segera Adili 3 Tersangka Bom Bali
Baca juga: Update Covid-19 Global 25 Januari: Total Infeksi di Dunia 99,7 Juta, Total Kasus di AS 25,6 Juta
Mengutip Al Jazeera, Ron Klain menambahkan, saat pandemi mengalami lonjakan kasus infeksi, diakhir masa jabatan Trump, tak ada tindakan vaksinasi.
"Proses untuk mendistribusikan vaksin, terutama di luar panti jompo dan rumah sakit, ke masyarakat secara keseluruhan, tidak benar-benar ada ketika kami datang ke Gedung Putih," kata Kepala Staf Biden.
Sementara Operation Warp Speed dari pemerintahan Trump telah membantu dalam pengembangan dan pembuatan vaksin.
Peluncuran vaksin telah terlambat dan AS gagal mencapai targetnya untuk memvaksinasi 20 juta orang pada akhir 2020.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan, hanya sekira setengah dari 41,4 juta vaksin yang telah didistribusikan ke negara bagian AS hingga saat ini.
Di bawah Trump, pemerintah federal mendistribusikan vaksin ke negara bagian berdasarkan populasi, dengan distribusi lebih lanjut sebagian besar diserahkan kepada pemerintah negara bagian.
Pakar penyakit menular AS Anthony Fauci, yang bekerja pada satuan tugas virus corona di bawah Trump, pada Jumat (22/1/2021) mengatakan, pemerintahan sebelumnya telah menyerahkan terlalu banyak tanggung jawab kepada negara bagian.
Baca juga: Anthony Fauci Merasa Bebas Bicara soal Covid-19 setelah Donald Trump Tak Lagi Menjabat
Pemerintahan Biden Janjikan Tindakan
Biden, yang telah menjanjikan perjuangan sengit melawan pandemi, telah menetapkan tujuan untuk memberikan 100 juta vaksinasi dalam 100 hari pertamanya menjabat.
Dia juga menandatangani serangkaian perintah eksekutif minggu lalu, termasuk beberapa yang menargetkan distribusi vaksin dan mengatakan pemerintahannya akan bermitra dengan pemerintah negara bagian dan lokal untuk membangun situs vaksinasi tambahan.
Administrasi baru juga berencana untuk mengerahkan ribuan staf klinis dari agen federal, personel medis militer, dan rantai farmasi untuk meningkatkan vaksinasi dan membuat guru dan pegawai toko bahan makanan memenuhi syarat.
Saat ini, lebih dari 40 persen orang Amerika sekarang tinggal di daerah yang kehabisan ruang unit perawatan intensif.
Baca juga: Iran Akan Mulai Vaksinasi Covid-19, Presiden Rouhani Rahasiakan Vaksin Asing yang Diimpor
Associated Press melaporkan, hanya 15 persen tempat tidur yang masih tersedia.
Pada Jumat (22/1/2021), Wali Kota Kota New York Bill de Blasio memperingatkan bahwa kota terbesar di negara itu "membakar" pasokan vaksinnya.
“Kami membutuhkan lebih banyak dosis segera,” kata de Blasio.
Gubernur negara bagian itu, Andrew Cuomo, mengatakan, hanya 67 persen petugas kesehatan New York yang telah divaksinasi.
"Tanpa peningkatan produksi, sistem perawatan kesehatan dapat menghadapi tekanan lebih lanjut," tambah Cuomo.
Di New Jersey, Gubernur Phil Murphy mengatakan, program federal di negara bagian untuk membantu penghuni panti jompo mendistribusikan hanya 10 persen dari vaksinnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)