Pria Pelaku Kerusuhan Capitol Rupanya Pernah Diusir dari Pesawat karena Terus Berteriak 'Trump 2020'
Seorang pelaku kerusuhan di Capitol AS rupanya pernah diusir dari pesawat karena mengganggu ketertiban. Ia terus menerus berteriak "Trump 2020!"
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pelaku kerusuhan di Capitol AS rupanya pernah dikeluarkan dari pesawat karena mengganggu ketertiban. Ia terus menerus berteriak "Trump 2020!".
Jaksa federal telah mendakwa seorang pria terkait kerusuhan dan pemberontakan di Capitol pada 6 Januari lalu, setelah petugas polisi Bandara Washington DC membantu mengidentifikasinya.
Diberitakan CNN.com, dalam pernyataan tertulis yang diajukan di pengadilan federal, agen khusus Kepolisian Capitol AS mengatakan pria itu, yang bernama John Lolos, diidentifikasi oleh petugas polisi Metropolitan Washington Airports Authority.
Saat itu John Lolos dikeluarkan dari penerbangan Delta Air Lines pada sore hari 8 Januari di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington.
Para kru memutuskan untuk kembali walau saat itu pesawat sedang taxiing, karena John Lolos telah menimbulkan kegaduhan di pesawat.
Baca juga: Capitol Hill Dibobol Massa Trump, Info Bahaya Ternyata Sudah Dimiliki Keamanan DPR
Baca juga: Buntut Kerusuhan Capitol AS, Trump Kembali Dimakzulkan, Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Lolos dilaporkan terus-menerus meneriakkan 'Trump 2020!' di pesawat.
Petugas polisi bandara, yang diidentifikasi hanya sebagai Petugas Braddock, melihat Lolos dikawal keluar dari penerbangan, menurut pernyataan tertulis itu.
"Petugas Braddock diberitahu tentang aktivitas Lolos dan melihatnya kembali ke gate dari pesawat, tetapi ia tidak menahan atau menangkap Lolos ketika dia kembali ke gate," kata pernyataan tertulis.
"Delta memesankan penerbangan selanjutnya untuk Lolos, sementara Lolos diminta menunggu di gate."
Sekitar 45 menit setelah kejadian itu, Polisi Braddock melihat-lihat feed Instagram-nya.
Ia menemukan video yang menunjukkan perusuh di dalam gedung Capitol, kata pernyataan tertulis itu.
Video itu menunjukkan seorang pria keluar dari pintu Capitol.
Braddock mengenali pria itu sebagai pria yang sama yang dikeluarkan dari pesawat.
"Dalam video, Lolos terlihat keluar dari pintu masuk Capitol AS, mengenakan kemeja yang sama dengan yang dia kenakan (di) bandara, dan mengibarkan bendera merah 'Trump 2020 Keep American Great' yang dikaitkan dengan bendera Amerika Serikat, ia juga berteriak 'kami berhasil, ya!' " tulis agen khusus Kepolisian Capitol AS .
Saat penangkapan, agen menemukan bendera yang terlihat dalam video di antara barang-barang milik Lolos.
Braddock memberi tahu petugas dari Divisi Perlindungan Martabat Polisi Capitol - yang sudah berada di bandara untuk tugas lain - tentang Lolos.
Mereka kemudian mendekati Lolos dan "memberi tahu Lolos bahwa dia harus ditahan dan tidak boleh untuk pergi pada saat itu."
Baca juga: Trump Sebut Pendukungnya yang Serbu Capitol sebagai Perusuh: Harusnya Hormati Tradisi dan Sejarah
Baca juga: Pasca Rusuh Capitol, Donald Trump Sebut Upaya Pemakzulan Dirinya Berbahaya Bagi AS
Agen khusus Polisi Capitol AS kemudian menahannya.
Lolos sejak itu didakwa dengan sengaja memasuki atau berada di gedung pemerintahan tanpa otoritas yang sah serta masuk dengan kekerasan dan perilaku tidak tertib di halaman Capitol pada 6 Januari.
Sementara itu, pengacara Lolos tidak terdaftar dalam catatan pengadilan federal dan CNN tidak dapat menghubungi Lolos untuk memberikan komentar.
CNN juga menghubungi Delta untuk memberikan komentar tetapi belum menerima tanggapan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)