PM Italia Giuseppe Conte Mundur dari Jabatannya setelah Tanggapan Covid-19 Memecah Koalisi
Jika Anggota Parlemen gagal menyetujui pembentukan pemerintahan baru akan ada pemilihan lebih awal di Italia & ketidakpastian politik semakin berlarut
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menyerahkan pengunduran dirinya kepada Presiden Sergio Mattarella, Selasa (26/1/2021) waktu setempat.
Mengutip NPR, keputusan ini diambil Conte setelah ketidakpastian politik dan perpecahan dalam koalisi pemerintahan, selama berminggu-minggu dikarenakan penanganan Covid-19 di Italia.
Namun, jika Anggota Parlemen gagal menyetujui pembentukan pemerintahan baru, akan ada pemilihan lebih awal di Italia dan ketidakpastian politik semakin berlarut.
Italia telah mencatat lebih dari 86.000 kematian akibat Covid-19, dari lebih dari 2,4 juta kasus positif yang dikonfirmasi sejak Maret 2020.
Angka kematian di Italia merupakan yang kedua tertinggi di Eropa setelah Inggris.
Baca juga: PM Italia Giuseppe Conte akan Mengundurkan Diri dari Jabatannya
Baca juga: Profil Giuseppe Conte, Perdana Menteri Italia Pertama Tanpa Jabatan Politik
Program vaksinasi di Italia pun melambat dan ekonomi serta tingkat pengangguran makin memburuk di sana.
Sebelum menjabat sebagai PM Italia pada 2018, Conte adalah seorang profesor hukum tanpa afiliasi partai.
Ketika pandemi melanda Italia, Conte mengejutkan dunia dengan memerintahkan penguncian nasional yang keras .
Meskipun Italia dengan cepat menjadi pusat virus korona Eropa, popularitas pemimpin itu melonjak.
Baca juga: PM Giuseppe Conte Menghadapi Kritik setelah Lockdown Italia Mulai Dibuka
Dana Pemulihan dari UE
Musim panas ini, Conte mendapatkan 243 miliar dolar Amerika dari dana pemulihan Uni Eropa, jumlah terbesar dari setiap anggota blok, membantunya terlihat lebih seperti negarawan daripada sebelumnya.
Baru-baru ini, mitra politik Conte menjadi tidak sabar dan khawatir.
Menurut laporan berita, ada keluhan atas sentralisasi kekuasaannya, terutama menempatkan dinas rahasia di bawah pengawasan langsungnya.
Akhirnya, mantan Perdana Menteri Matteo Renzi dan pemimpin mitra koalisi junior, menarik partainya pekan lalu, mencabut administrasi mayoritas Senat.