Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PM Italia Giuseppe Conte Mundur dari Jabatannya setelah Tanggapan Covid-19 Memecah Koalisi

Jika Anggota Parlemen gagal menyetujui pembentukan pemerintahan baru akan ada pemilihan lebih awal di Italia & ketidakpastian politik semakin berlarut

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in PM Italia Giuseppe Conte Mundur dari Jabatannya setelah Tanggapan Covid-19 Memecah Koalisi
Yara NARDI / POOL / AFP
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte memberi isyarat saat dia menjawab pertanyaan menjelang mosi percaya di Senat pada 19 Januari 2021 di Palazzo Madama di Roma. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte memohon dukungan anggota parlemen pada 19 Januari 2021 ketika pemerintahannya yang tertatih-tatih menghadapi mosi percaya saat berjuang untuk memerangi pandemi virus corona. Koalisi yang berkuasa berada di ambang kehancuran sejak mantan perdana menteri Matteo Renzi menarik partai Viva Italia pekan lalu, merampas mayoritas Conte di majelis tinggi. 

Renzi mengatakan, dirinya menarik dukungannya terhadap manajemen Conte karena gelombang kedua virus corona dan kurangnya visi perdana menteri dalam mengalokasikan dana besar yang akan diterima Italia dari UE.

Banyak komentator politik menyalahkan krisis saat ini pada Renzi.

Namun ilmuwan politik Roberto D'Alimonte juga mengkritik Conte karena tidak mengindahkan keluhan mitra pemerintahnya.

"Jadi, terus terang dia juga harus disalahkan, karena dia menyebabkan krisis di tengah pandemi pada saat kita perlu memusatkan energi kita untuk rencana pemulihan," kata D'Alimonte.

Conte akan tetap menjabat sebagai pengurus dan Presiden Sergio Mattarella akan mulai pada Rabu (27/1/2021) untuk berkonsultasi dengan para pemimpin politik tentang pembentukan pemerintahan baru.

Baca juga: PM Giuseppe Conte Umumkan Italia Tetap Lockdown hingga 3 Mei 2020

Koalisi Baru

Analis memperkirakan Conte akan mencoba membentuk koalisi baru untuk memimpin lagi.

BERITA REKOMENDASI

Spektrum parlementer terbagi menjadi partai-partai sayap kanan, yang saat ini menjadi oposisi, menuntut pemilihan cepat, dua tahun lebih cepat dari jadwal, dengan keyakinan bahwa mereka akan berkuasa.

Anggota koalisi yang akan keluar ingin menghindari pemilihan, juga karena reformasi baru-baru ini yang memangkas jumlah anggota parlemen yang dapat dipilih kembali.

Hal ini menambah tekanan pada politisi yang bertikai untuk mencapai kompromi.

Pemerintah Italia telah memiliki lebih dari 60 pemerintahan sejak republik pascaperang itu lahir pada tahun 1946 setelah jatuhnya fasisme.

"Kami belum menyelesaikan di Italia masalah stabilitas politik," kata D'Alimonte.

"Ini adalah contoh lain dari malaise sistem politik Italia," tambahnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas