Bagaimana Jepang Menentukan Dikeluarkan Tidaknya Deklarasi Darurat Siaga Satunya (PSBB)?
Doktor Shigeru Omi mengungkapkan di sidang parlemen Jepang mengenai kriteria jelas dan lengkap sebagai patokan mengeluarkan Deklarasi Darurat Siaga
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kemarin Doktor Shigeru Omi mengungkapkan di sidang parlemen Jepang mengenai kriteria jelas dan lengkap sebagai patokan mengeluarkan Deklarasi Darurat Siaga Satu (PSBB) di Jepang terkait pandemi Corona saat ini.
"Kita belum tahu apakah PSBB akan distop tanggal 7 Februari atau diperpanjang nantinya. Baru ketahuan akhir minggu ini atau awal minggu depan. Dari situ kita akan putuskan perpanjang tidaknya PSBB di Jepang," papar DR. Shigeru Omi, Ketua Komite Penasihat Penanggulangan Covid-19 pemerintah Jepang dan Ketua JCHO (Organisasi Komunitas Kesehatan Jepang) sejak 2014. kemarin (27/1/2021).
Ada enam kriteria untuk memutuskan PSBB di Jepang sebagai berikut.
1. Ketersediaan jumlah ranjang di rumah sakit Jepang untuk menampung pasien Corona. Apabila kurang dari 50% sudah bahaya. Misalnya ketersediaan ranjang hanya tinggal 29% lagi, jelas sangat berbahaya.
2. Jumlah orang yang terinfeksi keseluruhan per 100.000 orang, kalau lebih dari 25 orang sudah berbahaya.
3. Hasil tes rata-rata terinfeksi dibandingkan minggu lalu harus lebih kecil dari 10%. Kalau hasil tes 8,9% artinya masih aman.
4. Jumlah orang yang baru terinfeksi per 100.000 orang, kalau lebih dari 25 orang berbahaya.
5. Hasil tes dibandingkan minggu lalu berapa persen kenaikannya.Kalau 1 kali lipat (kenaikan 100%) bahaya. Kalau kenaikan hanya 0,71 kali masih aman di bawah Level IV.
6. Jalur infeksi yang semakin tidak jelas, di atas 50% sudah berbahaya. Misalnya 55% tidak diketahui jalur infeksinya, berbahaya.
Dari enam kriteria tersebut apabila empat saja sedikitnya mengalami merah, menandakan berbahaya maka akan dikeluarkan PSBB di Jepang.
Banyak kalangan medis sumber Tribunnews.com menyatakan tidak cukup PSBB hanya sampai 7 Februari, harus diperpanjang sampai dengan 8 Maret 2021 sedikitnya.
"Apalagi mau menyelenggarakan Olimpiade. Kalau diperpanjang sampai dengan 7 Maret 2021 maka saat Olimpiade dimulai 23 Juli 2021 masih bisa terjaga penyebaran infeksi Corona. Apalagi diperkirakan Juni sudah semua orang tervaksinasi," ungkap sumber Tribunnews.com seorang dokter di Jepang Kamis ini (28/1/2021).
Sementara itu Forum bisnis BBB akan membantu WNI yang ada di luar Jepang apabila ada yang ingin divaksinasi di Jepang dapat menghubungi Forum tersebut lewat email: bbb@jepang.com dengan subject: Vaksinasi BBB.