China Bantah Dukung Kudeta Militer di Myanmar
Pemerintah China membantah tudingan negaranya mendukung aksi kudeta militer di Myanmar pada Senin (1/2/2021).
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
Reuters tidak dapat menghubungi pemerintah untuk mengomentari tindakan para dokter dan tenaga medis.
Militer telah merebut kekuasaan pada Senin (1/2/2021), memotong transisi demokrasi dengan alasan kecurangan dalam pemilihan umum November lalu, yang dimenangkan oleh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partainya Suu Kyi.
Kudeta itu menuai kecaman dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya ketika para jenderal yang berkuasa menahan Suu Kyi dan puluhan pejabat sipil lainnya.
Untuk memperkuat kekuasaannya, junta militer membentuk Dewan Pemerintahan Baru termasuk delapan jenderal dan dipimpin oleh Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Min Aung Hlaing.
Kudeta ini menyerupai massa ketika Myanmar di bawah kepemimpinan diktator selama hampir setengah abad hingga 2011.
Penerima Nobel Perdamaian Suu Kyi, masih tetap dalam penahanan meskipun ada panggilan internasional agar dibebaskan segera.
Seorang pejabat NLD mengatakan Suu Kyi menjadi tahanan rumah di ibukota Naypyidaw dan dalam kondisi sehat.
Dalam protes publik terbesar terhadap kudeta sejauh ini, orang-orang di pusat komersial Kota Yangon meneriakkan "kejahatan hilang" dan menggedor panci logam pada Selasa (2/2/2021) malam dalam gerakan tradisional untuk mengusir karma jahat atau buruk.