Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengungsi Rohingya Kutuk Kudeta Tapi Tak Kasihani Aung San Suu Kyi: Kami Menyadari Karakter Aslinya

Pengungsi Rohingya di Bangladesh mengutuk kudeta militer di Myanmar namun tak merasa kasihan dengan penahanan Aung San Suu Kyi.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
zoom-in Pengungsi Rohingya Kutuk Kudeta Tapi Tak Kasihani Aung San Suu Kyi: Kami Menyadari Karakter Aslinya
Lillian SUWANRUMPHA / AFP
Para migran Myanmar memegang potret Aung San Suu Kyi saat mereka mengambil bagian dalam demonstrasi di luar kedutaan Myanmar di Bangkok, Thailand pada 1 Februari 2021, setelah militer Myanmar menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam sebuah kudeta. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengungsi Rohingya di Bangladesh mengutuk kudeta militer di Myanmar namun tak merasa kasihan dengan penahanan Aung San Suu Kyi.

Dilansir Al Jazeera, mereka mengatakan 'tidak merasa prihatin' atas lengsernya pemimpin de facto Aung San Suu Kyi. 

Pemimpin komunitas Rohingya, Mohammad Yunus Arman mengatakan militer Myanmar telah menghabisi keluarga para pengungsi di negara bagian Rakhine saat Aung San Suu Kyi berkuasa.

"Dia tetap diam tentang itu. Dia bahkan tidak mengucapkan kata 'Rohingya'."

"Dulu kami biasa berdoa untuk kesuksesannya dan memperlakukannya seperti ratu kami. Tapi setelah 2017, kami menyadari karakter aslinya," ujarnya, di kamp pengungsi Kutupalong yang luas di distrik Cox's Bazar Bangladesh kepada Al Jazeera.

Pada Senin (1/2/2021), militer Myanmar merebut kekuasaan dan melakukan kudeta di bawah Jenderal Min Aung Hlaing.

Pemimpin de facto sekaligus politisi Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi bersama Presiden Win Myint dan para pemimpin sipil lain ditangkap para tentara.

Baca juga: VIRAL Video Wanita sedang Asyik Senam Aerobik, Tak Sadar Ada Kudeta Militer Myanmar di Belakangnya

Baca juga: Kudeta Militer di Myanmar, 42 Pejabat Diculik, 16 Aktivis Hilang Misterius

Wanita etnis Rohingnya tertidur lelap usai terdampar di pantai Ujong Blang, Lhokseumawe. Kini Mereka telah direlokasi ke BLK, Kandang, Lhokseumawe, Senin (7/9/2020).
Wanita etnis Rohingnya tertidur lelap usai terdampar di pantai Ujong Blang, Lhokseumawe. Kini Mereka telah direlokasi ke BLK, Kandang, Lhokseumawe, Senin (7/9/2020). (Serambinews.com)
Berita Rekomendasi

Setelah itu, militer mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun.

"Kami tidak merasa kasihan karena dia (Suu Kyi) digulingkan dari kekuasaan sekarang," kata Arman.

Distrik Cox's Bazar di Bangladesh selatan adalah rumah bagi lebih dari satu juta pengungsi Rohingya.

Tempat ini merupakan pemukiman pengungsi terbesar di dunia.

Diketahui warga Rohingya melarikan diri untuk mencari suaka pasca tindakan keras militer pada 2017 di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Bahkan PBB mengartikan tindakan militer itu sebagai 'niat genosida'.

"Selama empat tahun terakhir, kami telah membicarakan tentang kembali dengan selamat ke tanah air kami di Myanmar, tetapi tidak ada kemajuan yang berarti," kata Arman.

Seorang migran Myanmar memegang poster dengan gambar Kepala Jenderal Senior Min Aung Hlaing, panglima angkatan bersenjata Myanmar, saat mereka mengambil bagian dalam demonstrasi di luar kedutaan Myanmar di Bangkok pada 1 Februari 2021, setelah itu. Militer Myanmar menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam kudeta.
Seorang migran Myanmar memegang poster dengan gambar Kepala Jenderal Senior Min Aung Hlaing, panglima angkatan bersenjata Myanmar, saat mereka mengambil bagian dalam demonstrasi di luar kedutaan Myanmar di Bangkok pada 1 Februari 2021, setelah itu. Militer Myanmar menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam kudeta. (Lillian SUWANRUMPHA / AFP)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas