Perusuh Capitol Pojokkan Donald Trump, Tuduh Mantan Presiden Ajak Mereka Menyerang
Sejumlah perusuh Gedung Kongres AS atau Capitol AS berbalik menyalahkan mantan presiden Donald Trump atas insiden tersebut.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"(Pengepungan Capitol) tampaknya terjadi secara spontan dan dipicu oleh pernyataan (Trump) yang dibuat selama rapat umum 'Stop the Steal'," tulis Harden dalam pengajuan pengadilan itu.
Harden berpendapat Jackson harus dibebaskan sambil menunggu persidangan, namun permintaan ini ditolak seorang hakim pada 22 Januari lalu.
Sedikitnya 6 dari 170 orang yang didakwa atas penyerangan Capitol AS mencoba mengalihkan kesalahan kepada Trump, sebagai pembelaan diri.
Terdakwa lainnya, Jacob Chansley ikut dalam kerusuhan dengan mengenakan penutup kepala bertanduk dan mengecat wajahnya.
Baca juga: 4 Skenario Berakhirnya Pemakzulan Donald Trump, Dibebaskan hingga Pencalonan Diri sebagai Presiden
Baca juga: Donald Trump Ditinggal 5 Pengacaranya Sepekan Sebelum Sidang Pemakzulan Kedua
Kemudian ada Dominic Pezzola, seorang anggota kelompok ekstrimis Proud Boys yang dituduh menghancurkan jendela Capitol dengan perisai polisi yang dicurinya.
Pezzola diduga melakukan itu agar para perusuh lainnya bisa masuk ke dalam gedung.
"Bos negara itu (Trump) berkata, 'Rakyat negeri ini, turunlah, biarkan orang tahu apa yang Anda pikirkan'," kata pengacara Pezzola, Michael Scibetta kepada Reuters.
"Pemikiran logisnya adalah, 'Dia (Trump) mengundang kami untuk turun'."
Para pengacara ini berdalih Trump menghasut kliennya untuk memberhentikan dakwaan atau pembebasan saat persidangan, bukannya sebagai bahan pembelaan untuk terhindar dari penahanan praperadilan.
Jay Town, jaksa penuntut federal di Birmingham, Alabama semasa pemerintahan Trump ini mengatakan tidak ada terdakwa yang bisa lolos dari kesalahan pidana dengan mengaku dihasut Trump.
"Jika ada, itu adalah pengakuan atas tindakan kriminal," kata Town.
"Meskipun taktik yang tidak efektif ini dapat membantu dengan berita utama, itu tidak akan membantu nasib terdakwa mana pun."
Sebelum insiden Capitol, Trump berpidato di depan pendukungnya dan menyerukan kata 'fight' sebanyak lebih dari 20 kali.
Pidato Trump Jadi Landasan Pemakzulan