Profil Andy Jassy, Calon Pengganti Jeff Bezos di Amazon
Profil Andy Jassy, pengganti Jeff Bezos sebagai CEO Amazon, berprestasi di usia muda dan lulusan Harvard
Penulis: Gigih
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Pada September 1998, Jeff mendapatkan paten untuk "1-klik" - yang memberi pelanggan kemampuan untuk menyelesaikan pembelian dengan satu klik dengan mouse.
Pada saat itu, harga saham Amazon naik $ 65,88.
Pada 30 September, ia menawarkan platform Amazon ke perusahaan lain, yang secara efektif mengubah perusahaan tersebut menjadi pasar penjual pihak ketiga.
Bertahan dari kehancuran dotcom
Perjalanan tidak selalu berjalan mulus, ada kalanya sektor "dotcom" terpuruk.
Harga saham perusahaan, yang saat itu mencapai $ 106,69, terpukul karena para analis tidak lagi menyukai sektor ini.
Jeff harus memberhentikan 15 persen tenaga kerja sebelum harga saham pulih.
Tetapi tidak semuanya hilang.
Majalah Time menyebut "raja cybercommerce" sebagai person of the year.
Pada usia 35 tahun, ia adalah penerima penghargaan termuda keempat.
Pada tahun 2002, Amazon memperluas penawarannya.
Sebuah perusahaan yang dulunya hanya menjual buku, kini menawarkan elektronik, mainan, langganan majalah, dan peralatan dapur.
Perusahaan itu go internasional, pindah ke China pada tahun 2004.
Tapi itu adalah salah satu keputusan Bezos yang kurang sukses.
Amazon tidak dapat mematahkan popularitas Alibaba.
Akan tetapi inovasi terus berlanjut.
Amazon meluncurkan Prime, program loyalitas $ 7 per tahun yang menawarkan pengiriman dua hari gratis.
Pada hitungan terakhir, sekarang ada lebih dari 100 juta anggota Prime di seluruh dunia.
Kesuksesan Alexa dan Echo
Pada tahun 2007, Amazon, sebuah perusahaan yang dimulai sebagai penjual buku online, menyadari bahwa ada pasar di luar buku cetak.
Mereka lalu meluncurkan Kindle, yang memiliki harga mulai $ 399.
Belakangan tahun itu, ia membuka kantor pusat perusahaan barunya di Seattle, membujuk kota itu untuk menaikkan batas ketinggian gedungnya untuk mengizinkan bangunan yang lebih tinggi.
Seattle pada akhirnya akan menampung 40.000 staf Amazon, yang bekerja di perkebunan besar seluas 8 juta kaki persegi.
Harga saham Amazon melonjak karena mengakuisisi perusahaan demi perusahaan, seperti situs belanja sepatu Zappos pada Juli 2009.
Kekayaan besar yang dikumpulkan Bezos memungkinkannya untuk berinvestasi dalam kepentingan lain, seperti startup penerbangan luar angkasa Blue Origin pada tahun 2000.
Tetapi investasi yang paling menarik perhatian adalah keputusannya untuk membeli Washington Post yang saat itu mengalami kesulitan pada Agustus 2013.
Di titik itu, harga saham Amazon mencapai $ 300.
Washington Post merogoh kantong Bezos lebih dari $ 250 juta.
Ia berani berinvestasi dalam jurnalisme dan korannya pun sekarang menguntungkan.
Inovasi teknologi berlanjut dengan perusahaan meluncurkan asisten suaranya Alexa dan Echo, sistem pembicara pintar, pada November 2014.
Diterpa isu miring mengenai sistem kerja
Citra Amazon sempat rusak karena kabar sistem kerjanya.
Pada tahun 2018 perusahaan mencoba memulihkan citranya dengan menaikkan upah minimum menjadi $ 15 per jam.
Ia juga meluncurkan kampanye iklan televisi yang memuji kenyamanan kehidupan kerja di Amazon.
Pertumbuhan perusahaan terus berlanjut.
Ia melirik kota-kota di seluruh AS dan Kanada untuk menjadi markas perusahaan keduanya, sebelum akhirnya menetap di Crystal City di Arlington, Virginia.
Amazon muncul sebagai salah satu penerima manfaat besar dari lockdown virus corona karena permintaan untuk belanja online terus meningkat.
Penjualan pada tahun 2020 mencapai $ 386 miliar, meningkat 38 persen dari tahun sebelumnya dan keuntungan hampir dua kali lipat.
Jeff mengundurkan diri pada saat dominasi Amazon di pasar komputasi awan mendapat tantangan dari raksasa teknologi lain seperti Microsoft dan Google.
Namun, setelah Forbes memprediksi kekayaannya yang diperkirakan sebesar $ 196,2 miliar, Jeff nampaknya tidak perlu khawatir lagi soal apapun.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Gigih)