Kudeta Myanmar: Militer Blokir Akses Facebook demi Stabilitas
Penguasa militer Myanmar memblokir akses ke Facebook, beberapa hari setelah menggulingkan pemerintah.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Negara Barat Mengutuk Kudeta Myanmar
Negara-negara Barat telah mengutuk kudeta itu tanpa syarat, tetapi upaya di Dewan Keamanan untuk mencapai posisi bersama gagal karena China tidak setuju.
China adalah satu dari lima anggota tetap dengan hak veto di dewan tersebut.
Beijing telah lama memainkan peran melindungi negara dari pengawasan internasional dan telah memperingatkan sejak kudeta bahwa sanksi atau tekanan internasional hanya akan memperburuk keadaan.
Bersama Rusia, mereka telah berulang kali melindungi Myanmar dari kritik di PBB atas tindakan keras militer terhadap populasi minoritas Muslim Rohingya.
Baca juga: Tenaga Medis dari 70 Rumah Sakit di Myanmar Mogok Kerja sebagai Bentuk Protes atas Kudeta Militer
China Bantah Dukung Kudeta Militer di Myanmar
Pemerintah China membantah tudingan negaranya mendukung aksi kudeta militer di Myanmar pada Senin (1/2/2021).
Apalagi China disebut memberikan persetujuan diam-diam terhadap aksi kudeta yang menggulingkan pemerintahan yang sah dari tangan pemimpin terpilih, Aung San Suu Kyi.
"Teori yang relevan tidak benar. Sebagai negara tetangga Myanmar yang bersahabat, kami berharap semua pihak di Myanmar dapat menyelesaikan perbedaan mereka dengan tepat, dan menjunjung tinggi stabilitas politik dan sosial," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin seperti dilansir Reuters, Rabu (3/2/2021).
Baca juga: Video Detik-detik Anggota Parlemen Myanmar Dijemput Paksa Tentara Bersenjata Saat Kudeta Militer
Diplomat senior pemerintah China itu bertemu bulan lalu selama kunjungan ke Ibu Kota Myanmar dengan para pejabat termasuk kepala militer negara itu, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang minggu ini merebut kekuasaan dalam kudeta.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)