Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kudeta Myanmar: Militer Blokir Akses Facebook demi Stabilitas

Penguasa militer Myanmar memblokir akses ke Facebook, beberapa hari setelah menggulingkan pemerintah.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kudeta Myanmar: Militer Blokir Akses Facebook demi Stabilitas
AFP
Ilustrasi Pemandangan Pagoda Shwedagon. Terbaru, Kudeta Myanmar: Militer Blokir Akses Facebook demi Stabilitas 

Sekira 70 anggota parlemen menolak untuk meninggalkan wisma pemerintah di Ibu Kota, Nay Pyi Taw.

BBC Burma melaporkan, mereka telah menyatakan sesi parlemen baru.

Para anggota parlemen adalah anggota Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi, pemimpin sipil terpilih yang digulingkan dan kemudian ditangkap dalam kudeta.

Militer mengajukan dakwaan terhadapnya dan Presiden Win Myint yang digulingkan pada Rabu (3/2/2021).

Anggota parlemen termasuk di antara ratusan yang dikurung oleh militer di wisma sebelum diberi tahu bahwa mereka bebas untuk pergi.

Tetapi di sebagian besar jalan tampak tenang tanpa tanda-tanda protes besar dan jam malam yang berlaku.

Namun, tidak demikian dengan kondisi rumah sakit.

Berita Rekomendasi

Banyak petugas medis telah berhenti bekerja, atau melanjutkan sambil mengenakan simbol pembangkangan untuk menentang penindasan demokrasi berumur pendek di Myanmar.

Baca juga: Polisi Myanmar Dakwa Suu Kyi Langgar UU Ekspor-Impor

Tentara berjaga di jalan yang diblokade menuju parlemen Myanmar di Naypyidaw pada 1 Februari 2021, setelah militer menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam sebuah kudeta.
Tentara berjaga di jalan yang diblokade menuju parlemen Myanmar di Naypyidaw pada 1 Februari 2021, setelah militer menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam sebuah kudeta. (STR / AFP)

Tanggapan PBB

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyerukan agar konstitusional dibentuk kembali di Myanmar.

Ia berharap akan ada persatuan di Dewan Keamanan tentang masalah tersebut.

"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memobilisasi semua aktor kunci dari komunitas internasional untuk memberikan tekanan yang cukup pada Myanmar untuk memastikan kudeta ini gagal," katanya.

"Benar-benar tidak dapat diterima untuk membalikkan hasil pemilu dan keinginan rakyat,: tuturnya.

"Saya berharap akan memungkinkan untuk membuat militer di Myanmar mengerti bahwa ini bukan cara untuk memerintah negara dan ini bukan cara untuk bergerak maju," tambahnya.

Baca juga: Negara Kelompok G7 Kecam Kudeta Militer di Myanmar

Presiden Myanmar Win Myint (kanan), Penasihat Negara Aung San Suu Kyi (tengah) dan Wakil Presiden Henry Van Thio (kiri) mengenakan masker setelah sesi foto mereka pada upacara pembukaan Konferensi Perdamaian Persatuan ke-4 (Panglong Abad ke-21) di Pusat Konvensi Internasional Myanmar (2) di Naypyidaw pada 19 Agustus 2020.
Presiden Myanmar Win Myint (kanan), Penasihat Negara Aung San Suu Kyi (tengah) dan Wakil Presiden Henry Van Thio (kiri) mengenakan masker setelah sesi foto mereka pada upacara pembukaan Konferensi Perdamaian Persatuan ke-4 (Panglong Abad ke-21) di Pusat Konvensi Internasional Myanmar (2) di Naypyidaw pada 19 Agustus 2020. (Thet Aung / AFP)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas