Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selain Lagu Bang Jago, Ternyata Rakyat Myanmar Penikmat Lagu-lagu Indonesia, Ini Buktinya

Salah satu yang mengemuka adalah cara pandang atas kehidupan sehari-hari, hingga selera musik.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Selain Lagu Bang Jago, Ternyata Rakyat Myanmar Penikmat Lagu-lagu Indonesia, Ini Buktinya
istimewa
Seorang perempuan di Myanmar bernama Khing Hnin Wai merilis video dalam laman Facebooknya yang menunjukkan bahwa dirinya melakukan aerobik, saat konvoi kendaraan militer berlangsung di belakangnya. 

Duta besar Indonesia untuk Myanmar, Iza Fadri, seperti dikutip media Myanmar, Mizzima, akhir Oktober 2019, mengatakan, "persahabatan antara Indonesia dan Myanmar (dahulu Burma) telah terjalin sejak awal kemerdekaan Indonesia bahkan Burma belum sepenuhnya merdeka,"

Pada 30 Oktober 1946, Jenderal Aung San, kepala pemerintahan sementara Burma yang merupakan ayah Aung San Suu Kyi, mengirimkan kawat kepada Presiden Sukarno dan Perdana Menteri Sutan Sjahrir.

"Isi kawat tersebut antara lain harapan terciptanya kerjasama yang erat antara Burma dan Indonesia serta negara-negara lain di Asia Tenggara, demi perdamaian dunia yang abadi dan undangan untuk mengunjungi Burma saat menghadiri Konferensi Hubungan Antar Asia di New Delhi pada tahun 1947," tutur Iza Fadri

Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir langsung berangkat ke Konferensi Hubungan Antar Asia di New Delhi, India, pada 27 Maret - 2 April 1947.

Sepulang dari India, Sjahrir dan rombongan singgah di Rangoon, Burma, bertemu dengan U Nu, salah satu pimpinan Liga Kebebasan Rakyat Anti-Fasis (AFPFL) yang menjadi Perdana Menteri pertama pada tahun 1948.

Pada tataran negara, Myanmar (Burma saat itu) dan Indonesia saling dukung secara kuat, agar masing-masing negara mencapai kemerdekaan.

"Ketika Belanda melancarkan agresi militer kedua ke Indonesia, Burma mengusulkan ke India untuk mengadakan Konferensi tentang Indonesia di New Delhi, India, pada tanggal 20 Januari 1949. 18 negara Asia hadir pada konferensi ini untuk mendukung kemerdekaan Indonesia," kisah Iza Fadri.

Berita Rekomendasi

Pada 24 Januari - 2 Februari 1950, Presiden Sukarno melakukan kunjungan luar negeri pertamanya ke India, Pakistan, dan Burma. Setibanya di Rangoon, Burma, Sukarno disambut oleh Presiden Burma Sao Shwe Thaik.

Ketiga negara yang dikunjungi Presiden Soekarno tersebut telah banyak memberikan bantuan di saat-saat tersulit bagi perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan.

Pada April 1950, Kantor Perwakilan Indonesia resmi dibuka sebagai KBRI Rangoon, dilanjutkan dengan pembukaan Kedutaan Besar Burma di Jakarta.

Sebagai sesama bekas negara jajahan, Indonesia dan Burma aktif melawan imperialisme dan kolonialisme. Indonesia dan Myanmar menjadi pemrakarsa Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 18-24 April 1955, bersama dengan India, Pakistan dan Sri Lanka.

Sumber: Kompas.TV/ABCAustralia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas