Tangannya Digenggam Donald Trump, Mantan PM Inggris Theresa May Langsung Cepat-cepat Telepon Suami
Mantan Perdana Menteri Inggris Theresa May segera menelepon suaminya saat Donald Trump memegang tangannya sebelum hal itu tersebar di media
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Inggris Theresa May segera menelepon suaminya saat Donald Trump memegang tangannya, mengatakan foto-foto kejadian itu mungkin akan tersebar di media.
Tahun 2017 lalu, Theresa May berkunjung ke Washington menemui Donald Trump yang saat itu baru saja dilantik.
May berniat membahas tentang Nato dan mendiskusikan hubungan Trump dengan Vladimir Putin, Daily Mail melaporkan.
Dalam film dokumenter BBC terbaru yang berjudul Trump Takes on the World, Norma Percy sang pembuat memperlihatkan sisi sang mantan presiden yang belum pernah disorot sebelumnya.
Mantan wakil penasehat keamanan nasional AS, KT McFarland, mengungkapkan bahwa Donald Trump percaya May 'tidak kuat'.
Mantan kepala staf gabungan di No 10, Fiona McLeod Hill berkata, "Dia (Trump) memegang tangan Theresa saat berjalan melalui barisan tiang, yang mengejutkan kami semua, dan ternyata, Theresa juga terkejut."
Baca juga: Mantan Ajudan Sebut Donald Trump Sekarang Lebih Bahagia Tanpa Media Sosial
Baca juga: Analis Sebut Donald Trump Masuk ke Perangkap Jujutsu karena Menolak Bersaksi di Sidang Pemakzulan
"Dia (Theresa) tidak bisa menarik kembali tangannya, jadi dia terjebak."
"Dan hal pertama yang dia katakan adalah, 'Saya perlu menelepon Philip hanya untuk memberi tahu dia bahwa saya telah berpegangan tangan dengan pria lain sebelum foto-foto itu tersebar di media'."
Setelah momen itu, Theresa harus menghadiri makan siang yang diselenggarakan oleh Trump di mana ia menjadi sasaran kata-kata kasar mantan presiden.
Wakil Menteri Urusan Politik AS, Thomas Shannon, mengungkapkan bahwa Theresa May disuguhi dengan 'full bloom', istilah di mana Trump tanpa sadar mengeluarkan ocehan-ocehan kepada lawan bicaranya.
Ketika Trump membantah telah berbicara dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin, kepala stafnya mengatakan kepada presiden bahwa Putin telah menelepon tetapi belum disambungkan.
Hal itu diduga membuat Trump marah.
Ia memarahi stafnya di depan May, menurut Shannon.
Shannon mengatakan bahwa Trump sangat marah, mengatakan "Anda memberi tahu saya bahwa Vladimir Putin menelepon Gedung Putih dan Anda baru memberi tahu saya sekarang saat makan siang ini?"
"Vladimir Putin adalah satu-satunya orang di dunia yang dapat menghancurkan Amerika Serikat dan saya tidak menerima teleponnya."
Sikap Donald Trump di Mata Para Pemimpin Dunia
Theresa May bukanlah satu-satunya yang mendapat perlakuan seperti itu dari Trump, Guardian mengabarkan.
Dari penarikan sepihaknya dari perjanjian nuklir Iran dan kesepakatan iklim Paris hingga hubungannya dengan Palestina, Rusia dan China, beberapa - bahkan mereka yang dekat dengannya - dapat sepenuhnya memahami sejauh mana ketidakpastiannya berbicara atau penghinaan Trump.
Mantan perdana menteri Australia Malcolm Turnbull merasa diabaikan oleh perilaku Trump saat pertemuan mereka di G20 tahun 2017.
Seperti May, Turnbull memiliki isu penting yang ingin dibahahsnya, dalam hal ini, tarif baja.
Namun Turnbull mengecam Trump, yang malah terobsesi dengan hal lain.
"Donald berkata, 'Malcolm, apakah Anda ingin melihat SCIF saya? Ini sangat keren'."
"Saya tidak mengerti apa yang dia bicarakan. Saya pikir dia sedang berbicara tentang perahu kecil. Kami bebalik dan ada kotak baja besar seukuran kontainer pengiriman."
Trump menarik Turnbull ke dalam pembicaraan tentang apa yang ternyata merupakan "fasilitas informasi kompartemen sensitif", pusat komunikasi yang sangat aman, dengan presiden Prancis baru, Emmanuel Macron, juga di belakangnya.
"Trump berkata, 'Ini sangat keren - ketika Anda berada di sana, tidak ada yang bisa mendengar Anda, bahkan orang China sekalipun. Itu sangat rahasia'."
Apa yang diharapkan dari Trump oleh para pemimpin Eropa begitu rendah.
Bagi mantan presiden Prancis François Hollande, yang berurusan dengan Trump hanya sebentar, "bendera merah" awal dikibarkan ketika Trump bertanya dengan sungguh-sungguh siapa yang harus dia tunjuk untuk timnya di Gedung Putih.
"Saya pikir dia hanya bersikap sopan; itu sangat memalukan. Bayangkan saya menelepon Obama dan berkata: 'Anda tahu Prancis dengan baik, siapa yang harus saya tunjuk sebagai penasihat?'."
Kemudian, menjelaskan kepada penggantinya Macron selama masa transisi, Hollande menceritakan dengan jelas bagaimana ia memandang Trump.
Kepada Macron, Hollande berkata, "Jangan berharap apa pun dari Donald Trump. Jangan mengira Anda akan bisa berubah pikiran."
"Jangan berpikir bahwa itu mungkin akan merayunya."
"Jangan membayangkan bahwa dia tidak akan menjalankan agendanya sendiri."
Trump Takes on the World tayang pada Rabu pukul 9 malam di BBC Two.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.