Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER Internasional: Cerita saat Tangan Theresa May Digenggam Donald Trump | Temuan WHO di Wuhan

Ada kisah di balik pertemuan antara Donald Trump dan mantan PM Inggris Theresa May pada 2017 lalu, di mana Trump menggenggam tangan May saat berjalan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
zoom-in POPULER Internasional: Cerita saat Tangan Theresa May Digenggam Donald Trump | Temuan WHO di Wuhan
Kolase Tribunnews
POPULER Internasional: Cerita saat Tangan Theresa May Digenggam Donald Trump | Temuan WHO di Wuhan 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.

Ada kisah di balik pertemuan antara Donald Trump dan mantan PM Inggris Theresa May pada 2017 lalu, di mana secara tak terduga, Trump menggenggam tangan May saat berjalan ke konferensi pers Gedung Putih.

Sementara itu, mantan ajudannya menyebut kini Donald Trump lebih bahagia tanpa media sosial.

Di Jepang, sepeda motor bekas ada yang dijual seharga Rp13 ribu saja per unitnya.

Di sisi lain, tim WHO yang menyelidiki asal usul virus corona di Wuhan menyebut telah menemukan sejumlah bukti.

1. Tangannya Digenggam Donald Trump, Mantan PM Inggris Theresa May Langsung Cepat-cepat Telepon Suami

Mantan Perdana Menteri Inggris Theresa May segera menelepon suaminya saat Donald Trump memegang tangannya, mengatakan foto-foto kejadian itu mungkin akan tersebar di media.

BERITA TERKAIT

Tahun 2017 lalu, Theresa May berkunjung ke Washington menemui Donald Trump yang saat itu baru saja dilantik.

May berniat membahas tentang Nato dan mendiskusikan hubungan Trump dengan Vladimir Putin, Daily Mail melaporkan.

Dalam film dokumenter BBC terbaru yang berjudul Trump Takes on the World, Norma Percy sang pembuat memperlihatkan sisi sang mantan presiden yang belum pernah disorot sebelumnya.

Mantan wakil penasehat keamanan nasional AS, KT McFarland, mengungkapkan bahwa Donald Trump percaya May 'tidak kuat'.

Mantan kepala staf gabungan di No 10, Fiona McLeod Hill berkata, "Dia (Trump) memegang tangan Theresa saat berjalan melalui barisan tiang, yang mengejutkan kami semua, dan ternyata, Theresa juga terkejut."

Baca juga: Mantan Ajudan Sebut Donald Trump Sekarang Lebih Bahagia Tanpa Media Sosial

Baca juga: Analis Sebut Donald Trump Masuk ke Perangkap Jujutsu karena Menolak Bersaksi di Sidang Pemakzulan

Trump memegang tangan Theresa saat berjalan melalui barisan tiang
Trump memegang tangan Theresa saat berjalan melalui barisan tiang (The Guardian)

"Dia (Theresa) tidak bisa menarik kembali tangannya, jadi dia terjebak."

"Dan hal pertama yang dia katakan adalah, 'Saya perlu menelepon Philip hanya untuk memberi tahu dia bahwa saya telah berpegangan tangan dengan pria lain sebelum foto-foto itu tersebar di media'."

Setelah momen itu, Theresa harus menghadiri makan siang yang diselenggarakan oleh Trump di mana ia menjadi sasaran kata-kata kasar mantan presiden.

Wakil Menteri Urusan Politik AS, Thomas Shannon, mengungkapkan bahwa Theresa May disuguhi dengan 'full bloom', istilah di mana Trump tanpa sadar mengeluarkan ocehan-ocehan kepada lawan bicaranya.

baca selengkapnya >>>

2. Mantan Ajudan Sebut Donald Trump Sekarang Lebih Bahagia Tanpa Media Sosial

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 Donald Trump merasa lebih bahagia, sejak meninggalkan Gedung Putih.

Menurut mantan ahli strategi kampanye Trump Jason Miller dalam wawancara dengan Sunday Times di Inggris, Trump lebih bahagia dibanding sebelumnya setelah tidak menggunakan media sosial.

Setelah berkali-kali mengunggah cuitan yang berisi klaim tak berdasar terkait Pilpres AS yang dicurangi, Covid-19 hingga kasus pengepungan Capitol AS pada Rabu (6/1/2021), akun Twitter, Facebook dan media sosial milik Trump ditangguhkan.

"Dia mengatakan bahwa tidak menggunakan media sosial dan tidak menjadi subjek ruang gaung kebencian, sebenarnya bagus," kata Miller, dilansir Tribunnews dari NY Post.

Baca juga: Perusuh Capitol Pojokkan Donald Trump, Tuduh Mantan Presiden Ajak Mereka Menyerang

Baca juga: 5 Pertanyaan Kunci tentang Sidang Pemakzulan Donald Trump

Donald Trump melambai setelah mendarat di Bandara Internasional Palm Beach di West Palm Beach, Florida, pada 20 Januari 2021. Terbaru, Mantan Ajudan Sebut Trump Sekarang Lebih Bahagia Tanpa Media Sosial
Donald Trump melambai setelah mendarat di Bandara Internasional Palm Beach di West Palm Beach, Florida, pada 20 Januari 2021. Terbaru, Mantan Ajudan Sebut Trump Sekarang Lebih Bahagia Tanpa Media Sosial (ALEX EDELMAN / AFP)

Miller menambahkan, pernyataan Trump ini juga didukung oleh Melania.

"Dia menagtakan menyukainya, dia jauh lebih bahagia dan menikmati (waktu) untuk dirinya sendiri," tambah Miller.

Menurut Miller, Trump juga diuntungkan karena tidak lagi berada di bawah tekanan jabatan tertinggi.

Sejak Trump meninggalkan Gedung Putih, ini adalah "pertama kalinya dalam beberapa tahun saya melihat Trump benar-benar santai," kata Miller kepada surat kabar itu.

"Hanya 45 orang lainnya dalam sejarah AS yang pernah mengalami bagaimana rasanya memiliki dunia di pundak mereka," tuturnya.

baca selengkapnya >>>

3. Murahnya Harga Sepeda Motor Bekas di Jepang, Ada yang Dijual Rp 13.000 Per Unit

Satu unit sepeda motor bekas yang masih bisa dipakai di daerah Kashiba Chiba Jepang dijual dengan harga 100 yen atau setara Rp 13.000. Ada pula yang dijual seharga sekitar 4.000 yen atau Rp 531.160 per unitnya.

"Benar itu harganya 100 yen. Masih bisa dipakai, tetapi ya sudah agak tua dan mungkin perlu perbaikan suku cadang. Itu pemberian orang yang tak membutuhkan motor tersebut, kita terima gratis, jadi kita jual 100 yen saja, sekaligus kita pakai untuk daya tarik penjualan motor di sini," kata sang penjual sepeda motor kepada Tribunnews.com, Minggu (7/2/2021).

Motor yang dijual seharga 100 yen memang hanya satu unit saja.

Sementara sepeda motor lainnya dijual dengan harga sekitar 4.000-7.000 yen atau berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 900.000, ada sedikitnya 10 unit.

Lalu ada juga motor yang dijual belasan ribu yen dipajang di toko tersebut.

Satu unit sepeda motor dijual dengan harga 100 yen di Kashiwa Chiba Jepang.
Satu unit sepeda motor dijual dengan harga 100 yen di Kashiwa Chiba Jepang. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Semua motor bisa dipakai. Hanya karena yang punya sangat butuh uang jadi dijual sangat murah dan kita hanya untung sedikit saja dari pada jadi sampah yang harus bayar di Jepang," lanjutnya.

Sampah motor jika dibuang ke tempat pembuangan sampah resmi dikenakan biaya sekitar 30.000 yen per unit motor.

Biaya tersebut sudah termasuk biaya pelunasan pajak penyelesaian motor.

baca selengkapnya >>>

4. Tim WHO yang Selidiki Covid-19 di Wuhan Sebut Sudah Temukan Bukti Bagaimana Awal Pandemi Terjadi

Tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul virus corona di Wuhan telah diberi akses tidak terbatas dalam upaya mereka untuk menemukan bagaimana pandemi dimulai.

Tim yang mencoba mencari tahu penyebab virus corona - yang telah menewaskan lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia dalam 12 bulan terakhir - akan melaporkan temuannya akhir pekan ini.

Dilansir Mirror, ahli zoologi Inggris Peter Daszak mengatakan kepada CNN bahwa tim penyelidiknya telah menyerahkan daftar tempat untuk dikunjungi dan orang untuk diajak bicara.

Mereka juga tidak mendapat tentangan dari pihak berwenang China.

Ia menambahkan bahwa bukti telah ditemukan tentang asal-usul virus dan kini bukti itu sedang "disatukan".

Ia berkata, "Kami tidak menjadi nakal di sini, kami berbicara dengan tuan rumah kami."

"Kami berada di negara asing, kami adalah tamu China sekarang."

"Ini adalah pendekatan ilmiah yang kolaboratif dan bagus untuk memahami lebih banyak tentang asal-usul Covid."

Baca juga: Tim WHO Kunjungi Lab Virus Wuhan, Sumber Spekulasi Asal-usul Covid-19

Baca juga: Tim WHO Kunjungi Rumah Sakit di Wuhan Dalam Kontrol Ketat China

Peter Daszak, salah satu anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul virus corona COVID-19, melambai saat memberikan sampel usap untuk menguji COVID-19 di balkon hotel Wuhan Hilton Optics Valley di Wuhan, Provinsi Hubei tengah China pada 6 Februari 2021.
Peter Daszak, salah satu anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul virus corona COVID-19, melambai saat memberikan sampel usap untuk menguji COVID-19 di balkon hotel Wuhan Hilton Optics Valley di Wuhan, Provinsi Hubei tengah China pada 6 Februari 2021. (Hector RETAMAL / AFP)

Ketika ditanya apakah mungkin virus itu direkayasa dari dalam laboratorium Institut Virologi Wuhan, Daszak menjawab, "Tidak ada bukti sama sekali."

"Tetapi itu adalah sesuatu yang kami bicarakan dengan orang-orang di laboratorium Wuhan."

baca selengkapnya >>>

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas