Sidang Pemakzulan Presiden ke-45 AS: Senator Republik Kritik Keras Pengacara Trump
Senator Republik, John Cornyn mengkritik tim pembela Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada sidang pemakzulan hari pertama, (9/2/2021)
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Senator Republik, John Cornyn mengkritik tim pembela Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS), Donald Trump, (9/2/2021).
Mengutip CNN, Cornyn mengatakan kepada wartawan, para pengacara itu bukan yang terbaik yang pernah dia temui.
"Kemudian saya pikir, pengacara Presiden (Trump), pengacara pertama (Bruce Castor) hanya mengoceh terus dan tidak benar-benar membahas argumen konstitusional," katanya.
"Akhirnya pengacara kedua berhasil melakukannya, saya pikir pekerjaan itu efektif," ucapnya.
Menurut dua orang yang mengetahui urutan acara persidangan, pengacara David Scoen harusnya hadir lebih dulu, bukan Bruce Castor.
Saat menutup argumen pembukaannya, Castor mengatakan, mereka mengubah urutan karena manajer DPR melakukan pekerjaan yang sangat baik.
"Saya telah melihat banyak pengacara dan banyak argumen, itu bukan salah satu yang terbaik yang pernah saya lihat," tambahnya.
Enam senator Republik memberikan suara dengan Demokrat dan menetapkan, persidangan pemakzulan adalah konstitusional meskipun ada seruan dari beberapa Partai Republik untuk membatalkan proses.
Baca juga: Pengacara Trump: Tak Ada Satu Kata pun dalam Pidatonya Menyebabkan Kerusuhan Capitol AS
Trump Marah Lihat Penampilan Pengacaranya
Sidang pemakzulan yang dimulai Selasa (9/2/2021) atau Rabu (10/2/2021) dini hari WIB akan dilanjutkan hingga tercapai keputusan akhir.
Mereaksi jalannya sidang, dikabarkan Donald Trump marah besar. Ia marah saat pengacaranya, Bruce Castor naik ke mimbar dan menyodorkan argumentasi bertele-tele.
Keputusan pemakzulan sebelumnya diambil DPR AS dan dilanjutkan ke Senat. Sidang akan menentukan apakah Trump bersalah karena menghasut pemberontakan 6 Januari 2021.
Kemarahan Trump menurut laporan media, termasuk yang dipublikasikan Sputniknews, Rabu (10/2/2021), dipicu kegagalanBruce Castor menyampaikan inti pembelaan atas kasusnya.
Castor dinilai terlalu berbusa-busa, membuat kisah peringatan tentang Yunani dan Roma kuno sambil mengakui orang Amerika "muak" terhadap Trump sejak Presiden AS Joe Biden dilantik.
Baca juga: Pengacara Trump: Tak Ada Satu Kata pun dalam Pidatonya Menyebabkan Kerusuhan Capitol AS
Baca juga: 4 Fakta Sidang Perdana Pemakzulan Donald Trump: Demokrat Ceritakan Kembali Suasana Kerusuhan Capitol
Sebagai tindakan tambahan, Castor menantang Departemen Kehakiman AS untuk menangkap Trump, di antara anekdot lain yang disuarakan pengacara tersebut.
Mengutip dua sumber yang mengetahui reaksi Trump, Kaitlin Collins yang menjabat sebagai kepala koresponden Gedung Putih CNN, mengungkapkan mantan pemimpin AS itu marah.
"Ia berteriak beberapa saat setelah Castor turun mimbar Senat. Collins lebih lanjut mencatat persidangan berlangsung seperti yang diharapkan tim Trump.
Baca juga: Pengacara Trump Kecam Persidangan Pemakzulan dan Menyebutnya sebagai Teater Politik
Reaksi Kubu Trump Saat Lihat Sidang
Indikasi serupa dari Trump yang frustrasi juga disorot Politico.
Politico melaporkan, Trump sangat kesal menyaksikan perbedaan tajam antara tim pembela dan penuntut.
Seorang sumber menegaskan, Trump tidak senang dengan kinerja tim hukumnya ketika dia menyaksikan proses hukum di Newsmax dari klub pribadinya Mar-a-Lago.
Liputan Newsmax tentang peristiwa hari itu dilaporkan telah dihentikan sementara dari persidangan.
Hal ini untuk mendapatkan reaksi mantan pengacara pemakzulan Trump, Alan Dershowitz.
Ia seolah-olah terperangah atas pernyataan pembukaan Castor.
"Tidak ada argumen. Saya tidak tahu apa yang dia lakukan. Saya tidak tahu mengapa dia mengatakan apa yang dia katakan," komentar Dershowitz.
Ia pun menambahkan argumen Castor bukan advokasi yang efektif.
Baca juga: Sidang Pemakzulan Kedua Presiden ke-45 AS, Narasumber: Trump Tak Puas dengan Kinerja Pengacaranya
Pemakzulan Kedua
Mantan Presiden AS Donald Trump dimakzulkan untuk kedua kalinya oleh DPR seminggu setelah kerusuhan Capitol pada 6 Januari yang mematikan.
Ia dituduh "menghasut pemberontakan".
Trump membantah bertanggung jawab dan menyebut pemakzulan kedua yang belum pernah terjadi sebelumnya itu aksi tipu-tipu.
Senat AS pada hari Selasa memilih untuk menyetujui persidangan pemakzulan kedua untuk Donald Trump adalah konstitusional, dengan 56 senator mengatakan ya dan 44 memberikan suara menentang.
Meski mantan presiden belum pernah dimakzulkan di Amerika Serikat, pemungutan suara Senat pada Selasa telah mendorong persidangan pemakzulan kedua Trump.
Tim pembela hukum Trump berpendapat tidak konstitusional untuk memakzulkan seorang warga Negara.
Demokrat mencatat tidak ada "pengecualian atas peristiwa Januari".
Seorang presiden harus bertanggung jawab atas semua tindakannya dari hari pertama hingga terakhir menjabat.
Sidang dimulai pada hari Selasa dan diperkirakan akan berlangsung hingga minggu depan.
Trump berulang-ulang menolak bertanggungjawab atas kekerasan di Capitol yang menewaskan 5 orang.
Trump membantah bertanggung jawab, menyebut pemakzulan sebagai kelanjutan dari perburuan penyihir dan tipuan.
Mantan Presiden AS itu menolak memberikan kesaksian, dan ia yakin dia akan dibebaskan setelah persidangan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)