POPULER Internasional: Temuan WHO tentang Asal Usul Covid-19 | Wanita di Myanmar Ditembak di Kepala
WHO menyebut tak ada bukti bahwa Covid-19 berasal dari pasar basah di Wuhan maupun di wilayah lain di kota tersebut.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Inilah rangkuman berita populer Tribunnews dari kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.
Tim penyelidik WHO di Wuhan memaparkan temuan mereka tentang asal usul virus corona.
WHO menyebut tak ada bukti bahwa Covid-19 berasal dari pasar basah di Wuhan maupun di wilayah lain di kota tersebut.
Sementara itu di Iran, Badan Intelijen Iran mengatakan, anggota angkatan bersenjata Teheran terlibat dalam pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka negara itu, Mohsen Fakhrizadeh, pada November 2020 lalu.
Kudeta militer di Myanmar menyebabkan gelombang protes dari masyarakat hingga berujung korban.
Seorang wanita ditembak tepat di kepalanya saat ikut protes menolak kudeta.
Di Texas, AS, Seorang pengacara secara tidak sengaja membiarkan filter anak kucing menyala selama konferensi dengan hakim via Zoom.
1. WHO Sebut Covid-19 Mungkin Bukan Berasal dari Pasar Basah Wuhan, tapi Tak Ada Bukti Berasal dari Lab
Virus corona mungkin bukan berasal dari Wuhan, kata tim WHO yang menyelidiki asal usul virus tersebut, Mirror melaporkan.
Dugaan itu mungkin meruntuhkan teori sebelumnya bahwa pasar basah di Wuhan adalah sumber awal dari virus.
Saat ini tim ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan banyak hal tentang asal-usul virus yang masih menjadi misteri.
Diperkirakan virus pertama kali berasal dari hewan, seperti kelelawar atau trenggiling, tetapi tidak diketahui bagaimana virus itu menyebar ke manusia.
Baca juga: Tim WHO Akan Tinggalkan China Usai Investigasi Asal Mula Virus Corona
Baca juga: Tim WHO yang Selidiki Covid-19 di Wuhan Sebut Sudah Temukan Bukti Bagaimana Awal Pandemi Terjadi
Para ilmuwan, yang telah menghabiskan empat minggu terakhir di Wuhan, China, menolak dugaan awal bahwa pasar basah adalah sumber wabah.
Mereka juga tidak mengatakan virus itu berasal dari laboratorium Institut Virologi Wuhan.
Mereka mengatakan tidak ada bukti bahwa Covid-19 sudah ada di Wuhan, sebelum Desember 2019, ketika kasus pertama dikonfirmasi.
Hal itu berarti virus bisa berasal dari tempat lain, kata para ilmuwan dalam konferensi pers Selasa (9/2/2021) pagi.
2. Iran: Anggota Angkatan Bersenjata Teheran Terlibat Pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh
Badan Intelijen Iran mengatakan, anggota angkatan bersenjata Teheran terlibat dalam pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka negara itu, Mohsen Fakhrizadeh, pada November 2020 lalu.
"Fakhrizadeh adalah seorang anggota angkatan bersenjata dan orang yang melakukan persiapan pertama untuk pembunuhan itu juga anggota angkatan bersenjata," kata Menteri Intelijen, Mahmoud Alavi, dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah pada Senin (8/2/2021) tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Kami tidak dapat melakukan pekerjaan intelijen di bidang angkatan bersenjata," tambahnya.
Mengutip Al Jazeera, Fakhrizadeh dibunuh di siang bolong pada akhir November 2020 ketika mengendarai mobil bersama istrinya di Absard, sebuah kota di provinsi Teheran.
Baca juga: Biden: Kesepakatan Nuklir Iran adalah Cara Terbaik untuk Hindari Perlombaan Senjata Timur Tengah
Baca juga: Iran Tuduh Barat Dukung Israel atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh
Para pejabat mengatakan, Israel menggunakan senapan mesin yang dikendalikan intelijen yang dikendalikan satelit, yang dipasang di bagian belakang pikap yang kemudian meledak.
Pihak Israel tidak memberikan tanggapan secara resmi terkait pembunuhan ilmuwan nuklir tersebut.
Pada 2018 lalu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah mengklaim bahwa Fakhrizadeh memimpin program senjata nuklir rahasia.
"Ingat nama itu," kata Netanyahu saat itu, mengacu pada Fakhrizdaeh.
3. Krisis Myanmar: Wanita Ditembak di Kepala, Dokter Sebut Dia Kehilangan Fungsi Otak
Kudeta militer di Myanmar menyebabkan gelombang protes dari masyarakat hingga berujung korban.
Melansir BBC, seorang wanita ditembak tepat di kepalanya saat ikut protes menolak kudeta.
Wanita itu dilaporkan dalam kondisi kritis di rumah sakit di Ibu Kota Nay Pyi Taw.
Dia terluka ketika melakukan protes pada Selasa (9/2/2021).
Baca juga: Militer Myanmar Serbu Markas Besar Partai Aung San Suu Kyi di Yangon
Baca juga: Myanmar Memanas: Empat Terluka, Satu Kritis Akibat Luka Tembak di Kepala
Protes hari itu sempat dibubarkan polisi menggunakan meriam air, peluru karet, dan peluru tajam.
Kelompok HAM menuturkan, luka yang dialami wanita tersebut disebabkan peluru tajam.
Muncul laporan bahwa peserta protes mengalami cedera serius karena polisi meningkatkan kekuatan, namun sejauh ini tidak ada korban jiwa.
Puluhan ribu orang tumpah ke jalan, memprotes kudeta militer yang telah melengserkan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.
Masyarakat tetap melakukan demonstrasi meskipun militer memberlakukan jam malam dan larangan berkerumun.
Aksi ini memasuki hari kelima pada Rabu (10/2/2021), dengan barisan pegawai negeri berkumpul di Nay Pyi Taw.
4. Viral Pengacara Berubah jadi Kucing karena Tak Sengaja Nyalakan Filter Zoom saat Debat dengan Hakim
Seorang pengacara di Texas secara tidak sengaja membiarkan filter anak kucing menyala selama konferensi dengan hakim via Zoom.
Ia panik karena tidak dapat mengubah dan mematikan filter tersebut.
Dilansir Guardian, momen lucu itu dialami oleh pengacara bernama Rod Ponton.
Ponton dijadwalkan untuk menghadiri pertemuan hukum dengan hakim Roy Ferguson.
Hakim Ferguson merupakan hakim dari distrik peradilan ke-394 Texas.
Baca juga: Pengacara Ini Ketahuan Sedang Berhubungan Intim Saat Sidang Lewat Zoom
Saat Ponton bergabung dalam panggilan via Zoom, ia tak mengetahui bahwa filter kucing di gawainya masih menyala.
Alhasil, ketika sedang berdebat masalah hukum dengan Hakim Ferguson, muncul lah wajah anak kucing yang lucu pada akun Zoom Ponton.
Bayi kucing bermata lebar tersebut sontak menutupi wajah Ponton yang sebenarnya.
Ponton pun seketika panik.
(Tribunnews.com)