Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Australia Bakal Tanpa Google dan Facebook

Google menentang rencana UU yang akan memaksa mereka dan Facebook Inc membayar ke penerbit Australia.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Australia Bakal Tanpa Google dan Facebook
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Sejumlah guru kelas melakukan kegiatan mengajar jarak jauh kepada peserta didik yang ada di rumah masing-masing dengan metode belajar mengajar secara daring (online), di SDN 026 Bojongloa, Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (27/7/2020). Proses belajar mengajar daring yang diterapkan di sekolah ini menggunakan aplikasi WhatsApp Group, Google Form, dan Google Classroom. Sementara bagi peserta didik yang tidak memiliki smartphone, pihak sekolah mengharuskan orang tua siswa ke sekolah setiap hari untuk mengambil lembaran soal yang bisa dikerjakan siswa di rumah. Sedangkan hasil pengerjaan soalnya dikumpulkan lewat komite seminggu sekali untuk penilaian. Tribun Jabar/Gani Kurniawan 

DuckDuckGo, mesin telusur yang mengatakan tidak melacak penggunanya, juga mencoba mendapatkan peluang bisnis.

“Ada permintaan global yang meningkat untuk privasi online dan warga Australia tidak perlu menunggu tindakan pemerintah” untuk berhenti menggunakan Google.

Alternatif penggunaan mesin pencari nirlaba juga telah disarankan. Partai Hijau Australia bulan ini meminta pemerintah mempertimbangkan menyiapkan mesin pencari publik daripada membiarkan Microsoft masuk.

"Kita tidak boleh mencari raksasa asing lain untuk mengisi kekosongan," kata Senator Sarah Hanson-Young.

China Bebas Google, Miliki Mesin Baidu

Jika UU itu disahkan, Australia tidak akan menjadi negara bebas Google pertama di dunia. Di China, Google diblokir. Tapi mereka punya Baidu Inc, mesin pencari terkemuka di negara itu.

Australia, yang menonjol sebagai negara demokrasi kebarat-baratan, jika tanpa akses ke situs pencari dapat membuat negara itu mundur bertahun-tahun dalam hal akses cepat informasi.

Berita Rekomendasi

Menyimpan dua dekade data di gudang arsip, dan memproses sekitar 5,5 miliar pencarian dalam sehari, Google dianggap sebagai platform yang tak tertandingi.  

“Bing tidak akan mampu bersaing dengan Google dalam hal kualitas,” kata Daniel Angus, profesor komunikasi digital yang berbasis di Brisbane di Queensland University of Technology.

“Orang Australia mungkin harus mempelajari kembali cara menggunakan penelusuran,” imbuhnya.

Meski begitu, sikap keras Google diperkirakan akan melunak. Scott Morrison mengatakan pertemuannya dengan perusahaan itu "konstruktif".

Google menolak mengomentari pertemuan tersebut, meskipun mengatakan dalam sebuah pernyataan pihaknya mengusulkan penerbit kompensasi melalui produk News Showcase.

Ini produk di mana perusahaan membayar outlet media tertentu untuk menampilkan konten yang dikurasi.

Beberapa lansia Australia yang pernah hidup di dunia pra-Google memiliki lebih sedikit kekhawatiran di banding kaum mudanya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas