Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Laporan Terbaru Produksi Pangan Merupakan Pendorong Utama Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Sistem pangan global mndorong utama perubahan iklim, dimana hal tersebut menyumbang sekitar 30% dari total emisi yang diproduksi oleh manusia

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Laporan Terbaru Produksi Pangan Merupakan Pendorong Utama Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Kementan
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laporan terbaru, sistem pangan global kita yang sekarang, merupakan pendorong utama hilangnya keanekaragaman hayati, yang akan terus meningkat kecuali kita mampu mengubah cara kita memproduksi makanan yang kita konsumsi.

Laporan yang diterbitkan oleh Chatham House dalam kemitraan dengan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) dan Compassion in World Farming menyatakan bahwa dengan mengalihkan sistem pola pangan  global ke arah pola makan berbasis nabati dan lebih sedikit produk hewani dalam sistem tersebut maka akan mengurangi kerusakan terhadap lingkungan.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa industri agrikultur saat ini, merupakan ancaman bagi 24.000 dari 28.000 (atau 86%) spesies- yang terancam punah.

Hilangnya keanekaragaman hayati semakin cepat  terjadi di seluruh dunia dan tingkat global kepunahan spesies pada saat ini lebih tinggi daripada yang terjadi jika dibandingkan dengan rata-rata dalam  10 juta tahun terakhir."

Selain itu, sistem pangan global merupakan pendorong utama perubahan iklim, dimana hal tersebut menyumbang sekitar 30% dari total emisi antropogenik (emisi yang diproduksi oleh manusia). 

Baca juga: Aturan Turunan UU Ciptaker Rampung, Airlangga: Perluas Lapangan Kerja

“Sebagian besar lahan yang didedikasikan untuk industri agrikultur, digunakan untuk memberi makan hewan yang kemudian digunakan untuk memberi makan manusia- dan hal itu merupakan sistem yang tidak efisien,” kata Annabela Project Manager 21 Hari Vegan, LSM yang bergerak untuk mempromosikan pilihan makanan yang lebih berwelas asih dan berkelanjutan di  Asia Tenggara dalam keterangannya, Senin (22/1/2021).

Dikatakannya, sebidang tanah yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan 100 gram protein nabati hanya dapat menghasilkan 4 gram protein dalam bentuk daging sapi.

BERITA REKOMENDASI

Di Amerika Serikat saja, 390 juta orang lainnya dapat diberi makan dengan berbagai gandum dan biji-bijian, yang saat ini diberikan untuk ternak.

Oleh karena itu, menghilangkan hewan sebagai perantara dari sistem pangan kita akan membutuhkan produksi tanaman yang tidak terlalu intensif secara global, yang dapat mengurangi “tekanan” pada ekosistem utama kita.

Namun, sebaliknya, hanya 55% dari kalori pangan dari tumbuhan di dunia yang dikonsumsi secara langsung.

Begitu pula dengan konsumsi ikan dan hasil laut lainnya juga merusak ekosistem laut.

Baca juga: 33 Tahun Jaga Penegakan Hukum di Laut, Ini yang Dilakukan PLP Tanjung Priok

Industri perikanan memanen ribuan miliar ikan dari lautan setiap tahun.


Sebanyak 40% tangkapan laut global merupakan tangkapan “bycatch” yakni  spesies yang tertangkap secara tidak sengaja saat spesies lain (biasanya ikan) ditangkap.

Selain itu, alat tangkap yang ditinggalkan menyumbang hingga 85% sampah di di beberapa bagian lautan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas