Jumpa Pers PM Jepang Mendadak Dibatalkan, Gara-gara Makiko Yamada?
Kali ini rencana perdana menteri akan mempertimbangkan metode untuk menerima pertanyaan dari wartawan di aula masuk kediaman resmi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berencana membatalkan konferensi pers hari ini, Jumat (26/2/2021) menyusul pembatalan keadaan darurat.
Awalnya, konferensi pers dijadwalkan setelah kantor pusat tanggapan pemerintah pada tanggal 26 Februari malam ini.
"Terakhir Perdana Menteri secara resmi mengadakan jumpa pers ketika dia mengumumkan ke wilayah metropolitan Tokyo pada bulan Januari, menambahkan 7 prefektur seperti Kansai, dan memperpanjangnya di 10 prefektur pada awal Februari 2021."
"Kini dengan masalah muncul soal Humas Makiko Yamada, pendapat di dalam kantor PM Jepang terpecah dua sehingga PM Suga membatalkan jumpa persnya kali ini," papar sumber Tribunnews.com.
Para pejabat kantor perdana menteri berencana mengadakan konferensi pers pada awal Maret, ketika mereka berencana berkonsultasi dengan para ahli tentang pembatalan wilayah metropolitan, sehingga mereka menjelaskan bahwa mereka memutuskan untuk segera membatalkannya.
"Tidak ada yang lebih dari konferensi pers selain beberapa tindakan pencegahan," kata seorang pejabat kantor PM Jepang.
Kali ini rencana perdana menteri akan mempertimbangkan metode untuk menerima pertanyaan dari wartawan di aula masuk kediaman resmi.
Suara-suara menunjukkan pengaruh Makiko Yamada, Sekretaris Hubungan Masyarakat Kabinet, yang menerima banyak hiburan dari perusahaan terkait penyiaran "Tohokushinsha" tempat putra tertua perdana menteri bekerja, sebagai moderator jumpa pers PM Jepang jadi masalah di kalangan kantor PM Jepang.
"Tampaknya ada perbedaan pendapat di kediaman resmi tentang Yamada dan itu sebabnya PM Jepang memutuskan untuk tidak melakukannya," kata dia.
Pada konferensi pers pada tanggal 2 Februari, ketika deklarasi diperpanjang.
Baca juga: Sepak Terjang Makiko Yamada, Humas PM Jepang yang Didesak Mundur oleh Oposisi
Baca juga: Terima Jamuan Makan Senilai Rp 9,3 Juta, Kepala Sekretaris PM Jepang Didesak Mundur
"Saya ingin menyebarkan informasi dengan benar kepada orang-orang dan memenuhi tanggung jawab saya," kata Suga.
Tindakan untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona setelah deklarasi dicabut nantinya dengan rencana sebagai berikut:
- Permintaan untuk jam kerja yang lebih singkat di restoran akan terus berlanjut. Biaya kerja sama harian (subsidi pemerintah) adalah 40.000 yen apabila tutup pukul 20.00 dan 20.000 yen apabila tutup pada pukul 22.00
- Batas acara telah ditingkatkan dari jumlah maksimum 5.000 menjadi maksimal 10.000 (tetapi dalam setengah dari kapasitas). Setelah melihat situasi infeksi satu bulan kemudian, batas atas akan dihapuskan
- Diaktifkan kembali program "Go To Travel" kemungkinan akan tertunda lagi sesuai saran para ahli.
- Maksimal 4 orang dapat makan malam dengan selain keluarga yang tinggal bersama
- Kumpulan bersama untuk wisuda dan pesta selamat datang dan perpisahan, serta kumpulan melihat bunga sakura kalau bisa dihindarkan.
Sementara itu Forum bisnis WNI di Jepang baru saja meluncurkan masih pre-open Belanja Online di TokoBBB.com yang akan dipakai berbelanja para WNI di Jepang. Info lengkap lewat email: bbb@jepang.com