Palestina Kutuk Langkah Israel Kirim Vaksin Covid-19 ke Luar Negeri
Palestina mengutuk janji Israel untuk mengirim vaksin virus corona ke luar negeri, sambil mengabaikan lima juta penduduk Palestina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Palestina (PA) mengutuk janji Israel untuk mengirim vaksin virus corona ke luar negeri, sambil mengabaikan lima juta penduduk Palestina yang tinggal beberapa kilometer jauhnya di bawah pendudukan militer sebagai "tindakan tidak bermoral".
Mengutip Al Jazeera, pada Kamis (24/2/2021), Honduras menerima pengiriman pertama vaksin Covid-19 dari Israel.
Sebelumnya, media Israel awal pekan ini melaporkan niat pemerintah untuk mengirim vaksin ke negara Amerika Tengah tersebut, selain Guatemala, Hongaria dan Republik Ceko.
Penyiaran Publik Kan Israel melaporkan bahwa 100.000 vaksin Moderna akan dikirim ke 15 sekutu, serta beberapa negara di Afrika yang memiliki hubungan yang kuat atau berkembang dengan Israel.
Baca juga: Palestina Tuduh Israel Halangi Pengiriman Vaksin Covid-19 ke Gaza
Baca juga: Jalur Gaza Memulai Vaksinasi Covid-19, Targetkan Petugas Kesehatan
Guatemala mengikuti keputusan kontroversial Amerika Serikat untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem tahun lalu, sementara Honduras berjanji untuk melakukan hal yang sama.
Hongaria telah mendirikan kantor misi perdagangan di Yerusalem.
Sedangkan Republik Ceko telah berjanji untuk membuka kantor diplomatik di kota itu juga.
Menteri Luar Negeri PA, Riyad al-Malki, mengatakan keputusan Israel untuk memberikan vaksin kepada negara-negara dengan imbalan konsesi politik adalah bentuk "pemerasan politik dan tindakan tidak bermoral".
Baca juga: 2 Juta Vaksin Mandiri dari Sinopharm Tiba Bulan Depan
Dalam wawancara dengan radio Voice of Palestine pada Kamis (24/2/2021), al-Maliki mengatakan keputusan itu "menegaskan tidak adanya moral dan nilai" Israel.
"Kami akan melakukan kampanye internasional untuk menghadapi eksploitasi kebutuhan kemanusiaan negara-negara ini," katanya.
Kasus virus corona di Yerusalem Timur yang diduduki, Tepi Barat dan Jalur Gaza telah mencapai lebih dari 203.000.
Sekira 2.261 orang telah meninggal akibat virus tersebut, dan pada Rabu (23/2/2021), Menteri Kesehatan Palestina, Mai al-Kaila, mengatakan, jumlah kasus virus corona telah meningkat tajam.
"Jumlah tes positif melebihi 20 persen di Tepi Barat yang diduduki dan 9 persen di Jalur Gaza," katanya kepada sebuah stasiun radio lokal.
Tingkat hunian di rumah sakit di Tepi Barat yang diduduki adalah yang tertinggi sejak dimulainya pandemi, al-Kaila menambahkan, pada 80 persen.
Baca juga: Vaksin yang Dibuat India Justru Ditolak Pekerja Medisnya dan Diragukan Kemanjurannya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.