Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Myanmar Kian Memanas, Tujuh Orang Dilaporkan Tewas Saat Polisi Tembaki Pengunjuk Rasa Anti-kudeta

Peristiwa tersebut menjadi hari paling berdarah selama berminggu-minggu aksi protes terhadap kudeta militer Myanmar.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Myanmar Kian Memanas, Tujuh Orang Dilaporkan Tewas Saat Polisi Tembaki Pengunjuk Rasa Anti-kudeta
Reuters
Demonstran berbaris selama protes menentang kudeta militer, di dekat kuil di Bagan, Myanmar 18 Februari 2021 

Polisi juga membubarkan aksi protes di kota-kota lain, termasuk Lashio di timur laut dan Myeik di selatan.

Jangan pernah berlutut

Pemimpin Junta Militer Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pekan lalu pihak berwenang menggunakan kekuatan minimal untuk menangani aksi protes.

Namun demikian, setidaknya 10 demonstran telah tewas dalam tindakan kekerasan aparat militer dan polisi Myanmar.

Militer mengatakan seorang polisi telah dibunuh.

Tindakan keras aparat itu tampaknya menunjukkan tekad oleh militer untuk memaksakan wewenangnya dalam menghadapi aksi protes dan pembangkangan sipil yang meluas, bukan hanya di jalanan tetapi lebih luas dalam pelayanan sipil, administrasi kota, peradilan, sektor pendidikan dan kesehatan dan media.

"Jelas terjadi eskalasi pasukan keamanan Myanmar dalam penggunaan kekuatan mematikan di beberapa kota dan itu keterlaluan dan tidak dapat diterima," ujar wakil direktur lembaga Hak Asasi Manusia untuk Asia yang berbasis di New York, Phil Robertson dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Korban Tewas dari Kelompok Anti-Kudeta Myanmar Terus Berjatuhan

Berita Rekomendasi

Ratusan demonstran menolak meninggalkan jalanan pada sore hari ini di Yangon. Banyak yang mendirikan barikade, sementara yang lain melantunkan seruan dan menyanyikan lagu-lagu protes terhadap kudeta militer dan kediktatoran.

"Jika mereka menyerang kami, kami akan bertahan. Kami tidak akan pernah berlutut ke sepatu bot militer," kata Nyan Win Shein dari aksi protes di Yangon.

Dini hari, polisi melakukan tindakakn kekerasan untuk membubarkan aksi protes guru dengan granat kejut.

“Seorang guru, Tin New Yee, meninggal karena dugaan serangan jantung,” kata putrinya dan sesama guru.

Baca juga: Myanmar Kembali Memanas, 2 Demonstran Tewas Ditembak Aparat, Belasan Orang Terluka

Polisi juga melemparkan granat kejut di luar sekolah kedokteran Yangon, mengirim dokter dan siswa dengan mantel lab putih yang lari kocar kacir.

Sebuah kelompok yang disebut Aliansi Whitecoat medis mengatakan lebih dari 50 staf medis telah ditangkap.

Televisi MRTV yang dikelola junta Militer mengatakan lebih dari 470 orang telah ditangkap pada hari Sabtu, ketika polisi mengambil tindakan keras.

Tidak jelas berapa banyak yang ditahan pada hari Minggu.(Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas