Krisis Myanmar
Myanmar Kian Memanas, Tujuh Orang Dilaporkan Tewas Saat Polisi Tembaki Pengunjuk Rasa Anti-kudeta
Peristiwa tersebut menjadi hari paling berdarah selama berminggu-minggu aksi protes terhadap kudeta militer Myanmar.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Polisi Myanmar menembaki demonstran, Minggu (28/2/2021).
Peristiwa tersebut menjadi hari paling berdarah selama berminggu-minggu aksi protes terhadap kudeta militer Myanmar.
Dilansir dari Reuters Minggu (28/2/2021), setidaknya tujuh orang tewas dan beberapa orang terluka dalam peristiwa tersebut.
Polisi menembakan peluru di berbagai bagian kota terbesar Yangon setelah granat kejut, gas air mata, dan tembakan ke udara gagal membubarkan kerumunan massa demonstran.
Militer juga diperkuat polisi.
Baca juga: Demonstran Myanmar Berjatuhan, Indonesia Minta Aparat Menahan Diri
Beberapa orang yang terluka dievakuasi sesama pengunjuk rasa dan meninggalkan noda darah di trotoar.
“Satu orang meninggal setelah dibawa ke rumah sakit dengan peluru di dada," kata seorang dokter yang meminta untuk tidak diungkap identitasnya.
“Seorang wanita meninggal karena dugaan serangan jantung setelah polisi mendorong untuk memecah aksi protes guru Yangon dengan granat kejut,” kata putrinya dan seorang rekannya.
Polisi juga menembakkan peluru di Dawei, akibatnya tiga orang tewas dan beberapa pengunjuk rasa terluka, kata politisi Kyaw Min Htike kepada Reuters dari kota itu.