Putra Mahkota Saudi Disebut Aktor Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi, Parlemen AS Serukan Hukuman
Putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dikatakan menyetujui operasi untuk menangkap atau membunuh jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan kebijakan pembatasan visa akan berlaku untuk 76 orang Saudi yang diyakini telah terlibat atau mengancam para kritikus Saudi di luar negeri.
Jadi larangan ini tidak hanya berlaku untuk kasus Khashoggi saja.
Departemen Keuangan mengumumkan sanksi terhadap Ahmed al-Asiri, pejabat tinggi militer Saudi yang dipecat setelah pembunuhan Khashoggi.
Menlu AS tidak menindak langsung putra mahkota, sebagai bagian dari strategi mempertahankan hubungan baik dengan Arab Saudi.
"Hubungan dengan Arab Saudi lebih besar daripada satu individu," kata Blinken saat konferensi pers, Jumat (26/2/2021).
Dia mengatakan pemerintah sedang melakukan peninjauan penjualan senjata untuk memastikan Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata ofensif ke kerajaan.
Pernyataan Blinken membuat kecewa dan marah anggota parlemen serta aktivis HAM.
"Pemerintahan Biden dan pemerintah internasional lainnya harus meminta pertanggungjawaban MBS atas pembunuhan Khashoggi dengan memberlakukan kepadanya berbagai sanksi, termasuk pembekuan aset," kata kelompok HAM.
Menurut kelompok ini, Biro Investigasi Federal juga harus menyelidiki pembunuhan Khashoggi, seorang warga negara AS, seperti menginvestigasi warga AS lainnya yang dieksekusi di luar negeri.
Laporan intelijen dirilis satu hari setelah Biden berbincang melalui telepon bersama ayah putra mahkota, Raja Saudi Salman.
Siapa Jamal Khashoggi?
Jamal Khashoggi merupakan seorang jurnalis yang dikenal kerap mengkritisi keluarga penguasa Arab Saudi.
Khashoggi kerap mengritik Putra Mahkota dan pemimpin de facto Arab Saudi, Mohammad bin Salman.
Khashoggi tewas di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 saat berusia 59 tahun.