Jepang Fokus Kepada Mutan Corona Baru yang Berbahaya
Sebuah "pertemuan pemantauan" diadakan untuk menganalisis dan mengevaluasi status infeksi virus corona baru di Tokyo
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah "pertemuan pemantauan" diadakan untuk menganalisis dan mengevaluasi status infeksi virus corona baru di Tokyo, dan para ahli menganalisis bahwa penurunan jumlah positif baru melambat.
Namun ada risiko virus mutan corona baru lah yang akan mempercepat penyebaran infeksi.
"Para ahli memperingatkan bahwa mutan baru itu berbahaya dan akan mulai meningkat lagi," ungkap sumber Tribunnews.com Kamis (4/3/2021).
Pada pertemuan hari ini (4/3/2021) para ahli meminta mempertahankan tingkat kewaspadaan tertinggi baik dalam situasi infeksi dan sistem penyediaan perawatan medis di Tokyo.
Mengenai status infeksi, rata-rata dalam 7 hari jumlah positif baru adalah;
▽ Sejak 24 Februari hingga minggu lalu sebanyak 288 orang
▽ Per 3 Maret, ada 272 orang, Itu menurun selama 6 minggu berturut-turut.
"Namun, kami menganalisis bahwa tingkat kenaikan meningkat dari 83% minggu lalu menjadi 94%, walaupun perlambatan tren penurunan."
Dari hal tersebut tampak tidak berkurang cukup banyak dari puncak gelombang kedua, dan setelah berulang kali peningkatan dan penurunan antara sekitar 150 dan 200 orang, "Infeksi dengan cepat meluas kembali dan mencapai gelombang ketiga," katanya lagi.
Selain itu, ia menunjukkan bahwa penyebab utama epidemi dapat bergeser ke virus mutan yang sangat menular, dan menyatakan bahwa "ada risiko virus mutan akan meningkatkan kecepatan penyebaran infeksi di masa mendatang, dan memperingatkan bahwa hal itu akan mulai meningkat lagi."
Dia juga menunjukkan bahwa "dari akhir tahun fiskal hingga tahun fiskal baru, ada kekhawatiran bahwa jumlahnya akan meningkat lebih lanjut karena acara-acara seperti melihat bunga sakura, pesta selamat datang dan perpisahan, dan perjalanan wisuda."
Oleh karena itu diperlukan tindakan menyeluruh komprehensif.
Di sisi lain, sistem penyediaan perawatan medis menunjukkan bahwa jumlah pasien rawat inap pada gelombang ke-3 adalah 1.548, yang menurun dari minggu lalu sebanyak 1882 orang.
Tetapi tetap pada tingkat yang mendekati puncak gelombang kedua.
"Ada kemungkinan infeksi akan menyebar lagi tanpa menghilangkan sesaknya tempat tidur. Kami perlu segera mempertimbangkan strategi untuk mengamankan tempat tidur, dengan mengingat peningkatan terinfeksi virus mutan."
Sementara itu bagi WNI yang berkeinginan vaksinasi Covid-19 di Jepang dapat menghubungi Forum BBB, kelompok bisnis WNI yang berdomisili di Jepang dengan email: bbb@jepang.com subject: Vaksinasi