Media Jepang Anti Vaksinasi Mulai Menyelewengkan Pemberitaan Dengan Kematian Lansia
Belakangan ini beberapa media Jepang yang anti vaksinasi di Jepang mulai menyebarkan berita mengenai kematian seorang wanita
Editor: Johnson Simanjuntak
Dr Yanagisawa sendiri sudah menyelesaikan vaksinasi corona baru di Amerika Serikat. Bagaimana pendapat Anda tentang pengumuman Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan dan cara pelaporan yang menimbulkan kecemasan ketika alasannya tidak jelas?
"Faktanya, perdarahan subarachnoid terjadi pada sekitar 24.000 pasien (bahkan di Jepang) setiap tahun. Berdasarkan fakta ini, seorang wanita berusia 60-an menjadi subarachnoid tiga hari setelah menerima vaksin. Yang membuat saya ingin meragukan hubungan sebab akibat, ternyata ada penyakit lain, bukan karena vaksin."
Sulit, tetapi menurut nya memang penting untuk dibagikan informasi berdasarkan fakta tersebut.
Spesialis vaksin Jepang dan dokter serta peneliti Jepang yang bekerja sebagai dokter di garis depan infeksi virus Corona di Amerika Serikat menggunakan media dan SNS untuk menyebarkan informasi vaksin dengan cara yang mudah dipahami.
"Kami bekerja dengan misi mengkomunikasikan informasi dan keselamatan. berdasarkan apa yang benar-benar benar. Kami mendorong Anda masing-masing untuk mempelajari informasi yang benar dan membuat keputusan sendiri. Itu lebih penting dari apa pun,” tambah sumber itu lagi.
Tampaknya setiap orang perlu memperhatikan apa yang penting dan kebenaran melalui media dan chatting yang ada tetapi jangan terperosok ke dalam hoax, cek dan ricek selalu ya, tambahnya lagi.
Sementara itu bagi WNI yang berkeinginan vaksinasi Covid-19 di Jepang dapat menghubungi Forum BBB, kelompok bisnis WNI yang berdomisili di Jepang dengan email: bbb@jepang.com subject: Vaksinasi