4 Orang di Guinea Meninggal karena Ebola, WHO: Risiko Penyebaran ke Negara Tetangga Sangat Tinggi
Empat orang dilaporkan meninggal dunia karena Ebola. WHO menilai risiko penyebaran Ebola ke negara tetangga terbilang sangat tinggi.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Georges Alfred Ki-Zerbo mengatakan, hingga Jumat (5/3/2021) tercatat ada 18 kasus Ebola di Guinea, Afrika Barat.
Empat orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia akibat virus yang berasal dari tubuh hewan ini.
Menurut Georges Alfred Ki-Zerbo, risiko penyebaran Ebola ke negara tetangga terbilang sangat tinggi.
Sementara itu, Direktur Darurat Regional WHO Abdou Salam Gueye mengatakan, setidaknya ada enam negara tetangga yang berpotensi terinfeksi Ebola.
Di antaranya, Guinea Senegal, Guinea Bissau, Mali, Pantai Gading, Sierra Leone dan Liberia.
Adapun tiga dari negara tersebut menurut WHO cukup siap untuk program vaksinasi pencegahan Ebola, dan sisanya dinilai belum siap.
Baca juga: Wabah Ebola Mengintai, Saran Epidemiolog Cegah Potensi Muncul Wabah Baru, Perkuat Sistem Screening
"Ada enam negara tetangga ke Guinea dan kami melakukan penilaian kesiapan," kata Abdou Salam Gueye, dikutip dari Aljazeera.
"Dua negara belum siap dan satu perbatasan, ada tiga negara kurang lebih siap," lanjutnya.
Namun demikian, Abdou Salam Gueye menganggap tidak ada negara yang benar-benar siap untuk memulai vaksinasi.
Tidak cukupnya dosis vaksin yang tersedia menjadi salah satu penyebab ketidaksiapan vaksinasi.
Diketahui, untuk wilayah Guinea sendiri, sejauh ini baru 1.604 orang yang telah divaksinasi.
Lebih lanjut, secara terpisah, Organisasi Internasional Migrasi (IOM) pada Kamis (4/3/2021) meluncurkan seruan mengumpulkan $ 8 juta untuk upaya menghentikan virus Ebola di Guinea.
Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kesiapsiagaan penanganan wabah, serta upaya koordinasi kritis di tingkat nasional dan prefektur, dan penyeberangan perbatasan utama.
"Kami telah menyaksikan kehancuran yang terjadi akibat tertundanya tindakan darurat kesehatan masyarakat terhadap komunitas dan masyarakat pada umumnya,” Maximilian Diaz, kepala IOM Guinea.