Mantan Wali Kota Sebut Eksekutif Tepco Jepang Tak Bertanggungjawab Atas Bencana Nuklir 10 Tahun Lalu
Minami Soma yang berpenduduk sekitar 54.000 orang saat ini bersandarkan kepada pertanian dan kehutanan dan berharap juga dari bantuan luar negeri.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan Wali Kota Minami Soma Fukushima Katsunobu Sakurai menegaskan bahwa para eksekutif perusahaan pembangkit listrik Tokyo (Tepco) sampai detik ini tidak bertanggungjawab atas ledakan nuklir yang terjadi 11 Maret 2011 lalu.
"Saya tahu ada banyak juga karyawan Tepco yang menyesal dan bahkan mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Tetapi sampai kini saya masih lihat sikap eksekutif Tepco yang tidak bertanggungjawab atas ledakan nuklir yang terjadi 10 tahun lalu di Fukushima," kata Sakurai, Selasa (8/3/2021) dalam jumpa pers dengan Klub Wartawan Asing Jepang (FCCJ).
Sejak ledakan nuklir tersebut, Sakurai langsung menentang kehadiran nuklir di Minami Soma.
"Saya ingin membuat Minami Soma bahkan Fukushima sebagai tempat tanpa nuklir. Tapi justru saya dijelekkan dan dijatuhkan oleh pemerintahan Jepang saat pemilu wali kota tahun 2014, sehingga saya tidak terpilih kembali saat itu," kata dia.
Diakuinya ada pejabat dari Partai Komei (Komeito) yang didukung aliran kepercayaan Soka Gakkai, yang koalisi Partai Piberal Demokratik (LDP) bahwa dirinya tidak akan dipilih karena menentang nuklir.
Baca juga: Estafet Obor Olimpiade 25 Maret 2021 Dimulai dari Prefektur Fukushima Jepang
Baca juga: Keluarga Korban Ledakan Nuklir Fukushima Jepang Minta Hakim Meninjau Lapangan
Minami Soma yang berpenduduk sekitar 54.000 orang saat ini bersandarkan kepada pertanian dan kehutanan dan berharap juga dari bantuan luar negeri.
"Pertanian dan kehutanan kuat di Minami Soma, demikian pula bidang medis banyak dilakukan kalangan wanita. namun jumlah tenaga kerja yang kurang cukup menyulitkan perkembangan kota tersebut," tambahnya.
Perikanan juga akan tetap dianggap merugikan kalangan perikanan Fukushima, karena tingkat radiasi yang ditakutkan kalau air penyulingan radiasi dilepaskan ke laut bebas.
"Kalau ada bantuan dari luar Jepang juga sangat terbuka bagi kami, terutama untuk bidang spesialis tertentu. Misalnya kita sekarang di Minami Soma mengembangkan robot untuk membantu kehidupan sehari-hari. Demikian pula spesialisasi lain dari negara luar sangat diharapkan bisa ikut pula membantu Minami Soma maupun Fukushima secara keseluruhan," kata Sakurai.