Kirim Sinyal ke China, Biden akan Bertemu Virtual dengan Pemimpin Jepang, India dan Australia
Pertemuan puncak pertama dari empat negara ini dipandang sebagai bagian dari upaya untuk menyeimbangkan kekuatan militer dan ekonomi China yang terus
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengadakan pertemuan virtual dengan para pemimpin Jepang, India dan Australia.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (10/3/2021), Gedung Putih menyebut Presiden Biden, PM Jepang Yoshihide Suga, PM Australia Scott Morrison dan PM India Narendra Modi akan bertemu secara virtual pada Jumat (12/3/2021).
Pertemuan puncak pertama dari empat negara ini dipandang sebagai bagian dari upaya untuk menyeimbangkan kekuatan militer dan ekonomi China yang terus meningkat.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pertemuan negara-negara Quadrilateral Security Dialogue (Dialog Keamanan Segi Empat), atau "Quad" menunjukkan pentingnya sekutu dan mitra AS di kawasan Indo-Pasifik oleh Biden.
“Berbagai isu yang dihadapi komunitas global diharapkan dapat dibahas "mulai dari ancaman Covid-19, hingga kerja sama ekonomi dan, tentu saja, hingga krisis iklim," katanya.
"Ini mengirimkan sinyal yang sangat kuat dari penyebab dan tujuan umum. Dan tujuannya di sini pada dasarnya adalah untuk memperkenalkan Quad sebagai fitur baru diplomasi reguler di Indo-Pasifik," kata seorang pejabat senior administrasi kepada Reuters secara terpisah.
Baca juga: PM Jepang Yoshihide Suga Diundang Joe Biden ke AS April 2021
Dia mengatakan pertemuan itu berencana untuk mengumumkan perjanjian pembiayaan untuk mendukung peningkatan kapasitas manufaktur untuk vaksin virus corona di India, sesuatu yang telah didesak New Delhi untuk melawan diplomasi vaksin China yang menguat.
“Tujuannya adalah untuk mengurangi backlog manufaktur, mempercepat vaksinasi, dan mengalahkan beberapa mutasi Covid-19,” kata pejabat itu.
Beberapa kapasitas vaksin tambahan akan digunakan dalam upaya vaksinasi di negara-negara Asia Tenggara.
Amerika Serikat ingin memperkuat hubungan dengan sekutu dan mitra utama karena China mengadopsi kebijakan luar negeri yang semakin tegas di Asia dan di tempat lain.
Pejabat AS itu mengatakan pertemuan pada Jumat akan berlangsung sekitar dua jam, dan meletakkan dasar untuk pertemuan langsung akhir tahun.
“India, Australia, dan Jepang semuanya telah "ditantang langsung oleh China dalam beberapa periode terakhir," katanya, seraya menambahkan bahwa pertemuan itu dimaksudkan untuk mengerjakan "visi yang berbeda untuk masa depan" di wilayah tersebut.
Kementerian Luar Negeri India mengatakan para pemimpin akan membahas "masalah regional dan global untuk kepentingan bersama, dan bertukar pandangan tentang bidang kerja sama praktis menuju mempertahankan kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka dan inklusif."
Ia mengatakan KTT ini juga akan mencakup rantai pasokan, teknologi yang muncul, keamanan maritim dan perubahan iklim.