Sebagian Warga Prancis Skeptis dengan Vaksin AstraZeneca meski Studi Mengklaim Kemanjurannya
Nadine Roger, warga Prancis berusia 60 tahun menolak ditawari vaksin AstraZeneca karena skeptis terhadap efektivitasnya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
Meski pun survei menunjukkan proporsi masyarakat yang berniat untuk diinokulasi meningkat.
Seperti negara kaya lainnya, Prancis telah menjadikan AstraZeneca sebagai pilar pilar peluncuran vaksinnya.
Adanya masalah produksi yang dialami pembuat vaksin besar, negara-negara tidak mampu membiarkan orang-orang mengabaikan salah satu suntikan.
Seorang pejabat kementerian kesehatan dan dua dokter yang terlibat dalam peluncuran tersebut mengatakan bahwa penyerapannya semakin cepat karena logistik meningkat dan orang-orang terbiasa dengan suntikan AstraZeneca.
Baca juga: Mengenal Vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson, Hanya Butuh Satu Kali Suntikan
Dosis AstraZenaca awalnya akan dikirim ke rumah sakit dan pusat vaksinasi untuk vaksinasi petugas kesehatan serta ke dokter umum untuk vaksinasi usia 50 hingga 64 tahun dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya.
Pada minggu pertama peluncuran AstraZenaca, yang bertepatan dengan dimulainya liburan sekolah, dokter memesan kurang dari setengah dosis yang dialokasikan.
Baca juga: Vaksinasi dan Ibadah Haji 2021 Belum Ada Kejelasan, Menag Tunggu Informasi Resmi dari Arab Saudi
Presiden AstraZeneca Buka Suara
Presiden AstraZeneca Prancis, Olivier Nataf, mengatakan kepada Journal du Dimanche mingguan pada akhir pekan bahwa vaksin perusahaannya sepenuhnya efektif melawan infeksi COVID-19 yang parah dan 80 persen efektif dalam mencegah rawat inap.
"Kebingungan dan kekecewaan bisa muncul. Banyak yang sudah terselesaikan," katanya kepada surat kabar tersebut.
"Mungkin ada yang lain. Tapi musuh tetap menjadi pandemi. Setiap kontroversi mengurangi kemampuan kita untuk mengatasinya," tuturnya.
Regulator Eropa telah menyimpulkan bahwa efek samping yang disebabkan oleh vaksin AstraZenaca bukanlah alasan untuk meragukan keamanannya.
Sebuah penelitian di Skotlandia yang mencakup 5,4 juta orang menunjukkannya dan vaksin Pfizer, sangat efektif dalam mencegah infeksi parah.
Prancis, Jerman dan Italia telah mengubah taktik dan sekarang memberikan vaksin kepada orang-orang yang berusia di atas 65 tahun.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, bulan lalu menuturkan bahwa suntikan AstraZeneca efektif dan dia akan menerimanya jika ditawarkan.
Baca juga: Vaksinasi dan Ibadah Haji 2021 Belum Ada Kejelasan, Menag Tunggu Informasi Resmi dari Arab Saudi