Warga Papua Geram, Tolak Elon Musk Buat Landasan SpaceX di Pulau Biak: Akan Rusak Ekosistem
Warga Papua marah karena Presiden Joko Widodo menawarkan pulau di Biak kepada Elon Musk untuk landasan peluncuran SpaceX.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Warga Papua marah karena Presiden Joko Widodo menawarkan pulau di Biak kepada Elon Musk untuk landasan peluncuran SpaceX.
Dilansir The Guardian, warga Papua mengatakan kepada pemilik Tesla, Elon Musk bahwa perusahaannya tidak diterima di tanah Papua.
Menurut mereka, rencana landasan peluncuran SpaceX akan menghancurkan ekosistem dan menggusur warga lokal.
Elon Musk mendapat penawaran itu dari Presiden Joko Widodo pada Desember lalu.
Kepada The Guardian, seorang perwakilan pemerintah pekan ini mengatakan landasan peluncuran itu sedang dikembangkan dan telah berkonsultasi dengan pemerintah Papua serta warga setempat.
Lebih lanjut dia mengatakan landasan tersebut akan membawa dampak ekonomi yang besar pada warga Biak dengan menyebutnya sebagai 'Pulau Luar Angkasa'.
Baca juga: SOSOK Nazaruddin Eks Demokrat yang Disebut Danai KLB, Beri Uang ke Peserta dari Maluku hingga Papua
Baca juga: Roket SpaceX SN10 Meledak hanya Delapan Menit setelah Berhasil Mendarat
Namun warga Biak menentang keras rencana itu.
Mereka menilai landasan peluncuran roket menyebabkan deforestasi, meningkatkan kehadiran militer, dan mengancam masa depan pulau itu.
Kepala suku di Pulau Biak, Manfun Sroyer mengaku khawatir orang Papua akan terusir dari rumah mereka.
"Landasan antariksa ini akan merusak tempat perburuan tradisional kami, merusak alam tempat hidup kami bergantung. Tapi, jika kami protes, kami akan segera ditangkap," katanya.
Diketahui Pulau Biak juga sempat diincar Roscosmos, Badan Antariksa Rusia sebagai lokasi peluncuran roket untuk 2024.
"Pada 2002, Rusia menginginkan tanah kami untuk peluncuran satelit."
"Kami memprotes dan banyak yang ditangkap dan diinterogasi, sekarang mereka membawanya kembali, dan intimidasi ini masih berlangsung," kata Manfun Sroyer.
Biak adalah pulau kecil yang letaknya di Teluk Cenderawasih, sebelah utara pesisir Provinsi Papua.
Biak adalah pulau terbesar di antara rantai kepulauan kecil, serta mempunyai banyak atol dan terumbu karang.
Menurut laporan Guardian, selama beberapa dekade pulau ini mengalami usaha pemisahan diri dari Indonesia.
Pantai timur Biak menghadap samudra Pasifik dan lokasinya, satu derajat di bawah ekuator.
Posisinya ideal untuk meluncurkan satelit orbit rendah untuk komunikasi, dengan lebih sedikit bahan bakar yang dibutuhkan untuk mencapai orbit.
Lokasinya yang dekat dengan cagar alam juga menjadikannya kandidat utama untuk lokasi peluncuran.
Baca juga: Tesla Pilih Investasi di India, Luhut: Kita Tidak Pernah Bicara Pabrik Mobil
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Kepulauan Mentawai Sumatra Barat
Elon Musk berencana meluncurkan 12.000 satelit pada 2026 untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi yang murah melalui layanan internet Starlink.
Papua Barat memiliki sumber daya alam berupa tembaga dan nikel yang sangat dibutuhkan roket serta bahan utama kendaraan listrik Tesla.
Pada Juli lalu, Elon Musk menawarkan kontrak jangka panjang "jika Anda menambang nikel secara efisien dan dengan cara yang sensitif terhadap lingkungan".
Tetapi orang Papua dan pakar lingkungan khawatir lokasi peluncuran akan semakin merusak ekosistem pulau yang rapuh.
"Ini adalah pulau kecil," kata Benny Wenda, Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP).
"Ini sudah merusak ekosistem dan mengancam kelangsungan hidup masyarakat Biak. Mereka hanya ingin hidup sederhana, tanpa kerusakan yang terjadi ke pulau itu," jelasnya kepada Guardian.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)